Analisis Produktivitas Kapal Keruk Pada Proyek Pengerukan Kolam Labuh Pelabuhan Benoa

Dalam rangka pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub. PT. Pelindo III (Persero) berupaya meningkatkan segala fasilitas yang ada pada pelabuhan guna memenuhi kebutuhan kepelabuhanan yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengubah kedalaman kolam labuh agar dapat dilalui oleh kapal dengan draft besar dengan aman. Dalam hal ini pengerukan dilakukan untuk menjaga alur masuk pelabuhan dan juga kolam labuh agar kapal dapat berlabuh dengan aman tanpa takut terjadi kandas. Pekerjaan pengerukan yang dilakukan di kawasan tersebut mengalami keterlambatan sehingga dilakukan perhitungan produktivitas untuk mencari metode lain yang lebih efisien waktu dan biaya. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode goal seek untuk menemukan koefisien hopper barge sesuai dengan data yang ada di lapangan sebagai dasar perhitungan produktivitas yang digunakan dalam mencari waktu dan biaya untuk metode keruk lain atau digunakan untuk mencari kombinasi kapal keruk dengan hopper barge yang bekerja. Terdapat empat metode keruk yang dihitung dan didapatkan bahwa metode keruk paling cepat dengan biaya yang rendah adalah dengan metode kombinasi dua kapal keruk dengan dua hopper barge yaitu selama 173 hari dengan biaya Rp126.692.329.740,00 =================================================================================================================================== In order to develop Benoa Port into a Bali Maritime Tourism Hub, PT. Pelindo III (Persero) strives to enhance all existing facilities at the port to meet the existing port needs. One of the efforts made is by deepening the berth pool to allow safe passage for ships with a large draft. In this regard, dredging is carried out to maintain the harbor entrance channel and berth pool so that ships can safely dock without the risk of grounding. The dredging work in the area has experienced delays, prompting the calculation of productivity to find other methods that are more efficient in terms of time and cost. The calculation method used is the goal seek method to find the coefficient of the hopper barge based on the available field data as the basis for productivity calculation used to determine the time and cost for other dredging methods or to find the combination of dredging vessels with working hopper barges. Four dredging methods were calculated, and it was found that the fastest and most cost-effective method is the combination of two dredging vessels with two hopper barges, which takes 173 days with a cost of Rp126.692.329.740,00