Modul Kuliah MSP 4011: Contingent Valuation Method (CVM)

Latar Belakang Barang dan jasa tertentu tidak dapat diperdagangkan di pasar. Dengan demikian, kita tidak dapat membuat kesimpulan dari perilaku aktual kegiatan ekonomi. Namun, kita dapat menciptakan situasi hipotetis dimana preferensi konsumen dapat diukur dan diperkirakan. Dalam pendekatan ini, prosedur normal adalah meminta kesediaan untuk membayar langsung dari konsumen yang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi tersebut. Dua metode yang umum digunakan untuk menilai jasa ekosistem non-pasar yaitu: metode penilaian kontingen (CVM) dan model pilihan diskrit (DCM). Metode penilaian kontingen (Contingent Valuation Method/CVM) berusaha untuk meminta berapa banyak orang yang bersedia membayar untuk barang atau jasa ekosistem perairan, atau berapa banyak orang yang bersedia menerima kehilangan sumber daya perairan yang sama. Ada sejumlah prosedur elisitasi yang dapat digunakan dalam membangun pasar tersebut dan mengumpulkan data. Ini termasuk pertanyaan langsung, permainan penawaran, kartu pembayaran, metode take-it-leave-it, dan metode peringkat kontingen. Metode penilaian kontingen dapat memberikan perkiraan kasar dari nilai yang akan berguna dalam pengembangan proyek, terutama jika penilaian lain tidak memungkinkan. Model pilihan diskrit (DCM) digunakan untuk mengevaluasi opsi alokasi penggunaan sumber daya alternatif dan nilai marjinal atribut lingkungan yang mungkin sulit dinilai menggunakan CVM karena kurangnya variasi. Nilai ekonomi dari atribut individu yang membentuk barang lingkungan, seperti ekosistem hutan, dapat diperkirakan dengan menggunakan DCM. Hal ini pada dasarnya dilaksanakan melalui survei terhadap responden di dalam kawasan konservasi keanekaragaman hayati tertentu atau masyarakat yang tinggal di kawasan lain. Responden dihadapkan dengan serangkaian set pilihan, di mana setiap set pilihan biasanya berisi tiga atau lebih opsi penggunaan sumber daya. Responden diminta untuk memilih opsi yang mereka sukai dari setiap rangkaian pilihan. Opsi di setiap set pilihan berisi atribut umum, yang dapat berada di berbagai level. Kombinasi tingkat atribut untuk opsi di setiap set pilihan dirancang menggunakan teknik desain eksperimental. Sebelum rangkaian pilihan dipresentasikan kepada responden, ada deskripsi lokasi studi, masalah penelitian, dan perubahan kebijakan yang diusulkan serta implikasinya terhadap atribut lingkungan yang dimodelkan. Analisis dilakukan dengan menggunakan model multinomial logit. Nilai ekonomi yang diturunkan dari DCM menunjukkan harga implisit yang mencerminkan tingkat substitusi marjinal antara setiap atribut dan atribut moneter. Harga implisit ini merupakan perkiraan kesediaan individu untuk membayar atribut tambahan yang menarik untuk hadir. Ringkasan Metode valuasi kontingen (CVM) digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi untuk semua jenis ekosistem dan jasa lingkungan. Ini dapat digunakan untuk mengestimasi nilai guna dan non guna , dan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengestimasi nilai non guna. Ini juga merupakan metode penilaian non-pasar yang paling kontroversial. Metode penilaian kontingen melibatkan pertanyaan langsung kepada orang-orang, dalam sebuah survei, berapa banyak mereka bersedia membayar untuk jasa lingkungan tertentu. Dalam beberapa kasus, orang dimintai jumlah kompensasi yang bersedia mereka terima untuk melepaskan jasa lingkungan tertentu. itu disebut ¡¦ kontingen ¡¦ penilaian, karena orang diminta untuk menyatakan kesediaan mereka untuk membayar, bergantung pada skenario hipotetis tertentu dan deskripsi layanan lingkungan. Metode penilaian kontingen disebut sebagai "menyatakan preferensi" , karena meminta orang untuk secara langsung menyatakan nilai-nilai mereka, daripada menyimpulkan nilai dari pilihan yang sebenarnya, sebagai ¡¦ mengungkapkan preferensi metode lakukan. Fakta bahwa CV didasarkan pada apa yang orang katakan, akan mereka lakukan, sebagai lawan dari apa yang diamati orang lakukan, adalah sumber kekuatan terbesar dan kelemahan terbesarnya. Penilaian kontingen adalah satu-satunya cara untuk menetapkan nilai rupiah untuk tidak menggunakan nilai lingkungan Nilai-nilai ini kadang-kadang disebut sebagai menggunakan nilai pasif. Jelas bahwa orang bersedia membayar untuk manfaat lingkungan yang tidak digunakan, atau penggunaan pasif. Namun, manfaat ini cenderung secara implisit diperlakukan sebagai nol kecuali jika nilairupiah mereka dapat diperkirakan.Karena orang tidak mengungkapkan kesediaan mereka untuk membayarnya melalui pembelian atau perilaku mereka, satu-satunya pilihan untuk memperkirakan nilai adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka. Masalah konseptual, empiris, dan praktis yang terkait dengan mengembangkan perkiraan rupiah nilai ekonomi atas dasar bagaimana orang menanggapi pertanyaan hipotetis tentang situasi pasar hipotetis diperdebatkan terus-menerus dalam literatur ekonomi. Peneliti CV mencoba untuk mengatasi masalah ini. Sementara itu, banyak ekonom, serta banyak psikolog dan sosiolog, karena berbagai alasan, tidak percaya perkiraan rupiah yang dihasilkan dari CV itu valid. Banyak ahli hukum dan pembuat kebijakan tidak akan menerima hasil CV. Karena sifatnya yang kontroversial, pengguna harus sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang untuk studi CV dan tentang penggunaan hasil studi CV. Bagian penjelasan di bawah ini adalah beberapa contoh penerapan metode penilaian kontingensi, diikuti dengan deskripsi teknis yang lebih lengkap tentang metode tersebut dan kelebihan serta keterbatasannya. Skenario Hipotetis: Sebuah situs terpencil di lahan publik menyediakan habitat penting bagi beberapa spesies satwa liar. Badan pengelola yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut harus memutuskan apakah akan menerbitkan sewa untuk penambangan di lokasi tersebut. Dengan demikian, mereka harus mempertimbangkan nilai sewa pertambangan terhadap manfaat habitat satwa liar yang mungkin hilang jika situs tersebut dikembangkan. Karena daerahnya terpencil, hanya sedikit orang yang benar-benar mengunjunginya, atau melihat hewan-hewan yang mengandalkannya sebagai habitat. Oleh karena itu, nilai non-guna adalah komponen terbesar dari nilai untuk melestarikan situs. Mengapa Menggunakan Metode Penilaian Kontingensi? Metode penilaian kontinjensi dipilih dalam kasus ini karena pentingnya nilai non guna, dan tingkat potensi signifikannya. Pendekatan Alternatif: Karena nilai non-penggunaan signifikan, dan hanya sedikit orang yang benar-benar mengunjungi situs, metode lain, seperti metode biaya perjalanan, akan meremehkan manfaat pelestarian situs. Dalam hal ini, metode pilihan kontingen juga dapat digunakan, tergantung pada pertanyaan yang harus dijawab, dan apakah format pertanyaan pilihan kontingen lebih efektif daripada pertanyaan penilaian kontingen standar. Ini akan diputuskan dalam tahap pengembangan survei aplikasi. Penerapan Metode Penilaian Kontingensi: Langkah 1: Langkah pertama adalah mendefinisikan masalah penilaian. Ini termasuk menentukan dengan tepat layanan apa yang dinilai, dan siapa populasi yang relevan. dalam hal ini, sumber daya yang akan dinilai adalah situs tertentu dan layanan yang diberikannya terutama habitat satwa liar. Langkah 2: Langkah kedua adalah membuat keputusan awal tentang survei itu sendiri, termasuk apakah akan dilakukan melalui surat, telepon atau secara langsung, seberapa besar ukuran sampelnya, siapa yang akan disurvei, dan pertanyaan terkait lainnya. Jawabannya akan tergantung, antara lain, pada pentingnya masalah penilaian, kompleksitas pertanyaan yang diajukan, dan besarnya anggaran. Wawancara langsung biasanya merupakan jenis survei yang paling mahal. Namun, survei surat yang mengikuti prosedur yang bertujuan untuk mendapatkan tingkat respons yang tinggi juga bisa sangat mahal. Survei melalui surat dan telepon harus dibuat cukup singkat, atau tingkat respons kemungkinan akan turun drastis. Survei telepon mungkin lebih murah, tetapi seringkali sulit untuk mengajukan pertanyaan penilaian kontingen melalui telepon, karena jumlah informasi latar belakang yang diperlukan. Dalam kasus hipotetis ini, para peneliti telah memutuskan untuk melakukan survei surat, karena mereka ingin mensurvei sampel yang besar, di wilayah geografis yang luas, dan mengajukan pertanyaan tentang situs tertentu dan manfaatnya, yang seharusnya relatif mudah dijelaskan dalam menulis dalam survei yang relatif singkat. Langkah 3: Langkah selanjutnya adalah desain survei yang sebenarnya. Ini adalah bagian yang paling penting dan sulit dari proses, dan mungkin memakan waktu enam bulan atau lebih untuk menyelesaikannya. Hal ini dicapai dalam beberapa langkah. Proses desain survei biasanya dimulai dengan wawancara awal dan/atau kelompok fokus dengan tipe orang yang akan menerima survei akhir, dalam hal ini masyarakat umum. Di awal focus group, peneliti akan mengajukan pertanyaan umum, termasuk pertanyaan tentang masyarakat, pemahaman tentang masalah yang terkait dengan situs, apakah mereka akrab dengan situs dan satwa liar, dan bagaimana mereka menghargai situs ini dan. Dalam focus group selanjutnya, pertanyaan akan menjadi lebih rinci dan spesifik, untuk membantu mengembangkan pertanyaan spesifik untuk survei, serta memutuskan jenis informasi latar belakang apa yang dibutuhkan dan bagaimana menyajikannya. Misalnya, orang mungkin memerlukan informasi tentang lokasi dan karakteristik situs, keunikan spesies yang memiliki habitat penting di sana, dan apakah ada situs pengganti yang menyediakan habitat serupa. para peneliti juga ingin belajar tentang masyarakat, pengetahuan tentang pertambangan dan dampaknya, dan apakah pertambangan merupakan penggunaan situs yang kontroversial. Jika orang menentang penambangan, mereka mungkin menjawab pertanyaan penilaian dengan pemikiran ni, daripada mengungkapkan nilai mereka untuk layanan situs. Karena survei akan dilakukan melalui pos, survei tersebut harus diuji sebelumnya dengan interaksi sesedikit mungkin dengan peneliti. Langkah 4: Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan survei yang sebenarnya. Tugas pertama adalah memilih sampel survei. Idealnya, sampel harus merupakan sampel yang dipilih secara acak dari populasi yang relevan, dengan menggunakan metode pengambilan sampel statistik standar. Langkah 5: Langkah terakhir adalah menyusun, menganalisis, dan melaporkan hasilnya. Data harus dimasukkan dan dianalisis menggunakan teknik statistik yang sesuai dengan jenis pertanyaan. Dalam analisis data, peneliti juga mencoba untuk mengidentifikasi setiap tanggapan yang mungkin tidak mengungkapkan nilai untuk layanan situs. Selain itu, mereka dapat menangani kemungkinan bias non-respons dalam beberapa cara. Cara yang paling konservatif adalah dengan mengasumsikan bahwa mereka yang tidak menjawab memiliki nilai nol. Menggunakan Hasil Dari analisis, peneliti dapat memperkirakan nilai rata-rata untuk individu atau rumah tangga dalam sampel, dan mengekstrapolasikannya ke populasi yang relevan untuk menghitung total manfaat dari lokasi tersebut. Pertanyaan Refleksi: Jawablah pertanyaan berikut. Setelah merumuskan jawaban Anda, Anda dapat mempostingnya secara online di Portal Inspire. 1. Dapatkah Anda membuat daftar dan mengidentifikasi apa saja bias dalam melakukan studi CVM untuk menilai keanekaragaman hayati perairan? 2. Apa format elisitasi yang paling efisien untuk digunakan dalam studi CVM? Elaborasi jawaban Anda. 3. Dapatkah Anda mengidentifikasi beberapa masalah yang mungkin Anda hadapi jika Anda ingin menggunakan DCM dalam menilai jasa ekosistem perairan untuk peningkatan kualitas air? Link Materi tambahan Link video pendukung materi modul 3. Analisis kontingensi (CVM) Terima Kasi