PERBEDAAN GAYA KEPEMIMPINAN BERDASARKAN GENDER DAN MODEL LIMA BESAR KEPRIBADIAN (STUDI KASUS PADA SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 2 PANGKALPINANG)

Saat ini perempuan dianggap mampu menjadi pemimpin yang efektif sejajar dengan laki-laki. Kepemimpinan efektif dapat dilihat dari bagaimana sikap dan perilaku pemimpin terhadap bawahan. Berkenaan dengan sikap dan perilaku dalam memimpin tak lepas dari kepribadian individu. Selain itu gender yang melahirkan pembagian sifat, peran, serta posisi pada perempuan dan laki-laki memengaruhi gaya kepemimpinan seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan gaya kepemimpinan berdasarkan gender dan tipe kepribadian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha, bagian kebersihan dan keamanan berjumlah 20 orang. Penentuan sumber data pada narasumber dilakukan secara purposive. Pengambilan sumber data dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil penelitian bahwa Kepala SMK Negeri 1 cenderung menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Implementasi gaya kepemimpinannya dimana pengambilan keputusan melibatkan bawahan, menekankan pada pemberian dorongan moril, dan membangun hubungan kekeluargaan. Kepala SMK Negeri 2 cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transaksional. Implementasi gaya kepemimpinannya menekankan pada reward dan punishment. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan gaya kepemimpinan berdasarkan gender. Kepala SMK Negeri 1 berkarakter feminim menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Kepala SMK Negeri 2 berkarakter maskulin menggunakan gaya kepemimpinan transaksional. Terdapat pula perbedaan gaya kepemimpinan berdasarkan tipe kepribadian. Kepala SMK Negeri 1 berkepribadian dominan high agreebleness dengan sebagian menggunakan gaya kepemimpinan pastisipatif. Kepala SMK Negeri 2 berkepribadian dominan high conscienstiousness menggunakan gaya kepemimpinan transaksional