Analisis Pemanfaatan Aplikasi Angkutan Umum Dalam Industri 4.0 di Kawasan Bandung Raya

Dewasa ini, perkembangan industri 4.0 di Indonesia semakin terlihat. Tampak dari upaya pemerintah dalam melibatkan setiap teknologi yang ada untuk keperluan pelayanan masyarakat, salah satunya di bidang Transportasi Umum untuk mengurai kemacetan yaitu Intelligent Transportation System (ITS). Selain itu dengan bertambah pesatnya pengguna gadget di Indonesia, penggunaannya pun semakin multifungsi. Salah satunya sebagai alat dalam membantu mobilisasi. Peluang ini dapat menjadi salah satu opsi untuk mengoptimasi informasi layanan transportasi umum yang ada tanpa perlu biaya besar dalam pengadaan infrastruktur fisik. Layanan ini biasanya disebut sebagai Pre-trip Information yang berisi berbagai macam informasi seputar angkutan umum (AU), seperti dapat membantu masyarakat merencanakan perjalanan dari asal hingga tujuan, baik dari segi jarak, waktu, dlsb. Contoh penerapan layanan tersebut seperti Aplikasi Google Maps Transit dan Moovit pada smartphone. Dengan adanya aplikasi tersebut sebagai wadah sistem informasi personal, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengetahui info seputar angkutan umum. Namun berdasarkan survei Revealed Preference Non Probability dengan pengolahan Analisis Likert serta Regresi Logistik Multinomial, penggunaan Aplikasi AU di kalangan milenial Baraya masih belum banyak dimanfaatkan dalam keseharian. Terlihat dari minimnya faktor terkait dalam memilih AU, yakni dari 15 varibel bebas yang ditawarkan tiap ekperimen perjalanan dengan aplikasi yang berbeda, hanya 2-3 variabel yang mempengaruhi kecenderungan masyarakat memilih AU, yakni Tarif, Waktu dan Akurasi aplikasi. Selain itu, keandalan aplikasi AU sebagai alat Pretrip Information cukup rendah, dari 7 opsi hanya 3 keandalan aplikasi AU yang dirasakan oleh masyarakat Baraya, yaitu Info rute AU, Info halte dan Arahan langsung saat dalam perjalanan