EVALUASI MODEL PANJANG SABIT DARI DANJON DAN SULTAN DENGAN OBSERVASI HILAAL 1427–1430 H (2007–2009 M) DI INDONESIA

Telah dilaksanakan kampanye observasi hilaal/hilaal tua oleh jejaring titik observasi Rukyatul Hilal Indonesia selama periode Zulhijjah 1427–Zulhijjah 1430 H dan menghasilkan 107 data visibilitas positif yang sebagian besar berasal dari titik–titik observasi di Pulau Jawa (6o–8o LS). Namun hanya 18 data (17 %) diantaranya yang mempunyai kondisi visibilitas nyaris sempurna dan dilengkapi citra fotografis memadai dengan kontras yang cukup antara hilaal/hilaal tua terhadap langit senja/fajar di latar belakangnya sehingga bisa dianalisis lebih lanjut. Panjang sabit Bulan diukur dari satu ujung sabit ke ujung sabit yang berseberangan relatif terhadap pusat cakram Bulan dan dilaksanakan dengan bantuan software pengolah citra. Korelasi panjang sabit Bulan (L) dan elongasi (aL) dengan metode least square menghasilkan persamaan polinomial (R2 = 70,96 %) dalam bentuk : L = –0,9291 aL2 + 38,159 aL–251,91. Ekstrapolasi persamaan ini pada L = 0 menghasilkan aL = 8,26o atau lebih besar dari aL minimum 7o sebagaimana disarankan Danjon. Pengujian panjang sabit Bulan dengan menggunakan model Danjon yang telah dimodifikasi McNally menunjukkan model bersesuaian dengan data observasi hanya jika a = 8,26 ± 1,38o atau lebih besar dibanding a = 7o yang disarankan Danjon. Sementara pengujian yang sama namun menggunakan model Sultan menunjukkan model tersebut juga sesuai dengan observasi hanya bila w = 0,23 ± 0,05’ pada kondisi perigee atau lebih besar dibanding w = 0,16 sebagaimana disarankan Sultan pada kondisi yang sama