Culture shock anak rantau dari Pulau Jawa yang tinggal di Medan

Sebagai makhluk sosial, manusia bisa berkembang dan bertahan hidup melalui kerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan kecakapan dan kemampuan untuk dapat bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada, begitu juga ketika seseorang memasuki lingkungan baru yang sama sekali belum pernah dilalui sebelumnya. Berdasarkan perbedaan lingkungan yang baru ini, seseorang akan mengalami yang namanya Culture shock dalam menghadapi lingkungan yang berbeda ini. Pada Mahasiswa yang dari pulau Jawa yang tinggal di Medan, mereka mengalami berbagai perubahan yang tidak mereka temui di tempat asalnya. Melalui observasi lapangan, penulis menemukan berbagai masalah yang dialami oleh mahasiswa yang dari pulau Jawa yang belum lama tinggal di Medan. Salah satunya, logat berbicara kebanyakan orang medan cenderung tegas dan dengan intonasi tinggi, yang jarang ditemui di tempat asalnya, sehingga terkadang dikira sedang marah oleh Mahasiswa tersebut padahal sebenarnya orang Medan berbicara seperti biasa dan tidak sedang marah. Perbedaan-perbedaan tersebut memerlukan penyesuaian diri dan kematangan emosi untuk dapat bertahan dan hidup bersama masyarakat di tengah-tengah lingkungan baru tersebut, yaitu salah satunya dengan cara mengontrol emosi agar tetap stabil. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai Mahasiswa dari pulau Jawa yang ada di Medan karena memiliki kematangan emosi yang rendah yang mengakibatkan pada kesulitan dalam penyesuaian diri. Hal ini terlihat pada perilaku mudah marah, mudah tertekan, sulit membuat keputusan yang ditunjukkan oleh mahasiswa dari pulau Jawa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Kuantitatif. Pengumpulan data observasi non-partisipan, yaitu peneliti hanya melakukan satu fungsi mengadakan pengamatan tanpa harus melakukan aktivitas yang sama dengan informan. Pada tahap ini peneliti mengamati tentang aktifitas para mahasiswa luar daerah dalam beradaptasi, bersosialisasi dan bagaimana interaksinya dengan lingkungannya