TAREKAT ABAH ANOM DAN KITAB MIFTÂH AL-SHUDÛR

Abstrak: Artikel ini mengkaji tarekat dan karya Abah Anom, seorang sufi Nusantara kontemporer yang memberikan banyak kontribusi bagi pelestarian dan penerapan tarekat di Indonesia. Karya terpopulernya adalah kitab Miftâh al-Shudûr yang membahas praktik dan metode zikir yang ia kembangkan berlandaskan ajaran al-Qur’an dan Hadis. Pengamalan zikir Abah Anom berimplikasi kepada kesehatan mental spritual masyarakat modern, salah satunya adalah untuk penyembuhan pecandu narkoba. Kontribusi zikir yang dikembangkan dalam karya ini terhadap kehidupan beragama masyarakat modern memberikan kemudahan untuk memahami tasawuf dan menjadi penerang di tengah berbagai isu miring terhadap tasawuf. Relevansi zikir dalam kitab ini berimplikasi pada munculnya kejujuran ilmiah dan kesalehan. Penulis menyimpulkan bahwa tarekat Abah Anom tidak saja mengajarkan teori-teori bertasawuf dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan modern. Abstract: Abah Anom’s Tarekat and Kitab Miftâh al-Shudûr. This article examines the tarekat and work of Abah Anom, a contemporary archipelago sufi who greatly contributes to the preservation and application of tarekat in Indonesia. His most popular work is Miftahus Shudur discussing the practices and methods of zikr he developed based on the teachings of the Qur'an and Hadith. The zikr of Abah Anom has implications for the spiritual health of modern society, one of them is for the healing of drug addicts. The contribution of the zikr developed in this work to the religious life of modern society makes it easy to understand tasawuf and become a clear-cut amidst various oblique issues against tasawuf. The relevance of the zikr in this book has implications for the emergence of scientific conscience and piety. The author concludes that Abah Anom’s tariqah not only teaches the theories of sufism in order to get closer to God but also able to apply it in modern life. Kata Kunci: tasawuf, Abah Anom, tarekat, Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, Nusantar