Feminitas dan Pekerja Perempuan di Tengah Lingkungan Kerja yang Didominasi Laki-Laki

Kentalnya budaya patriarki di Indonesia memengaruhi persepsi masyarakat tentang gender hingga berujung adanya stereotip gender serta segregasi pekerjaan berdasarkan gender. Meskipun begitu, data menunjukkan bahwa kini perempuan sudah mulai menggeluti pekerjaan yang didominasi oleh laki- laki, seperti sektor konstruksi dan pertambangan. Keberadaan perempuan di lingkungan kerja dominan laki-laki serta lekat dengan maskulinitas dianggap bertentangan dengan konstruksi masyarakat mengenai sifat-sifat feminin yang melekat dengan perempuan. Dengan budaya maskulin yang kuat di tempat kerja juga dapat mempengaruhi pemaknaan identitasnya sebagai perempuan di masyarakat. Dengan begitu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan feminitas pada perempuan yang bekerja di tengah lingkungan kerja yang didominasi laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi interpretatif atau interpretative phenomenological analysis (IPA) dengan tujuan mengeksplorasi pemahaman partisipan akan feminitas. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, dan bersifat eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dianalisis berdasarkan teknik analisis data Smith, Flowers, dan Larkin (2009). Hasil penelitian menunjukkan partisipan memaknai dirinya sebagai perempuan dengan beragam karakteristik yang merupakan gabungan antara karakteristik feminin menurut budaya patriarki, feminitas baru, serta karakteristik maskulinitas yang merupakan hasil pengadopsian sifat-sifat maskulinitas di tempat kerja sebagai upaya beradaptasi. Temuan lain menyatakan bahwa partisipan mengalami beragam pengalaman ketika bekerja di pekerjaan yang didominasi laki-laki, baik positif maupun negatif. Kesimpulannya adalah meskipun sebagian makna feminitas berupa karakteristik yang masih berhubungan dengan stereotip feminin, tetapi cenderung sudah bergeser dan perempuan lebih bebas dalam mengekspresikan dirinya sendiri