Analisis Pengaruh Pertumbuhan, Aglomerasi, PAD, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Antar Wilayah Kabupaten/Kota di Yogyakarta Tahun 2011-2022

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi ketimpangan pendapatan antar wilayah kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan, Aglomerasi, PAD, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah pada Kabupaten/Kota di Yogyakarta Tahun 2011-2022”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dan elastisitas dari pertumbuhan per kapita, aglomerasi, pendapatan asli daerah, dan investasi terhadap ketimpangan pendapatan antar wilayah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa ketimpangan pendapatan antar wilayah menggunakan indeks Bonet, PDRB per kapita, aglomerasi, pendapatan asli daerah, dan investasi dari 5 kabupaten/kota yang ada di Provinsi D.I. Yogyakarta selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2022. Data berasal dari publikasi BPS, DJPK, dan Bappeda. Data diolah menggunakan analisis regresi data panel dengan model fixed effect. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi data panel model fixed effect (FEM) menunjukkan bahwa: (1) pertumbuhan per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, (2) aglomerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, (3) pendapatan asli daerah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, (4) investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, (5) pendapatan asli daerah memiliki elastisitas sebesar -0,0785 terhadap ketimpangan pendapatan, (6) investasi memiliki elastisitas sebesar -0,2873 terhadap ketimpangan pendapatan. Implikasi dari kesimpulan di atas yaitu dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah daerah perlu mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis sumber daya lokal di wilayah selatan yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo. Upaya yang perlu dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan yaitu dengan menanamkan investasi berupa teknologi maupun sumber daya manusia agar produktivitas sektor industri pengolahan meningkat. Selanjutnya, upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yaitu dengan mengembangkan sumber penerimaan melalui potensi non pajak. Upaya yang perlu dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi yaitu dengan menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu dalam proses penanaman modal dan meratakan persebaran investasi di kawasan selatan