Pemantauan Kualitas Udara (SO2 dan NO2) Dengan Metode Passive Sampler Di Kota Kupang

Deterioration of air quality is something that cannot be separated from human activities. High population mobility, incomplete combustion and industrial activities that release toxic gases into the air often cause problems that not only impact the air quality itself but also threaten the health of the population. Kupang City is one of the areas with a fairly high level of population density and mobility in the Province of NTT. The high activity and mobility of the population in Kupang City does not rule out the possibility of causing a decrease in air quality in the surrounding area and the emergence of various types of respiratory diseases in the future. NO2 and SO2 gases are both types of gases which are known to have a major influence on respiratory tract infections in a person. Air quality monitoring is important to do in order to provide air quality information and is expected to reduce the possibility of respiratory diseases due to air pollution in the future through appropriate preventive measures. Based on the results of monitoring air quality in the city of Kupang using the Passive sampler method for SO2 and NO2 pollution levels in 4 areas in Kupang City during 2022, it is known that SO2 and NO2 pollution levels vary quite a bit. Data from analysis in 4 areas showed that the highest level of contamination was in the transportation area with SO2 levels of 7.27 µg/m3 and NO2 13.42 µg/m3 followed by the other three areas. Even though the results of SO2 and NO2 monitoring were the highest in the transportation area, when compared with ambient air quality standards, the air quality in Kupang city is still relatively safe because it is far below the set threshold.Penurunan kualitas udara merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari aktivitas manusia. Tingginya mobilitas penduduk, penggunaan transportasi serta aktivitas industri yang melepaskan gas-gas beracun ke udara sering kali menimbulkan masalah yang tidak hanya berdampak pada kualitas udara itu sendiri, namun kesehatan penduduk juga ikut terancam. Kota Kupang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kepadatan serta mobilitas penduduk yang cukup tinggi di Provinsi NTT. Aktivitas dan mobilitas penduduk yang tinggi di Kota Kupang tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan terjadinya penurunan kualitas udara di wilayah sekitar serta timbulnya berbagai jenis penyakit pernafasan di kemudian hari. Gas NO2 dan SO2 merupakan kedua jenis gas yang diketahui mempunyai pengaruh besar terhadap infeksi saluran pernafasan pada seseorang. Pemantauan kualitas udara penting untuk dilakukan guna memberikan informasi kualitas udara serta diharapkan dapat menekan timbulnya kemungkinan penyakit pernafasan akibat polusi udara pada masa mendatang melalui tindakan preventif yang tepat. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Kota Kupang menggunakan metode Passive sampler terhadap tingkat pencemaran SO2 dan NO2 pada 4 kawasan di Kota Kupang selama tahun 2022, diketahui bahwa tingkat pencemaran SO2 dan NO2 cukup bervariasi. Data hasil analisis di 4 kawasan menunjukkan bahwa tingkat cemaran tertinggi berada pada kawasan transportasi dengan kadar SO2 sebesar 7,27 µg/m3 dan NO2 13,42 µg/m3 yang kemudian diikuti oleh ketiga kawasan lainnya. Meskipun hasil pemantauan SO2 dan NO2 tertinggi di kawasan transportasi, namun jika dibandingkan dengan baku mutu udara ambien maka kualitas udara di kota Kupang masih terbilang aman karena berada jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan