Tindakan Penolakan Tokoh Perempuan Sebagai Liyan Dalam Novel Tanah Tabu Karya Anindita S. Thayf

Abstract Tanah Tabu novel is an inspiring novel or literary work to be read, especially for woman. This novel deservesto be the object of research because it contains the value of the spirit of rationalism, as refelcted by the character Mabel who has a spirit of courage and a high ideology. This study aims to describe the rules of the story and the struggles of female characters through the study of existentialist feminism. Thw method used in this study is a qualitative method, the data contained in the form of a description in the form of words, phrases, sentences and paragraphs to obtain and describe in detail an object. The results of this study explain that in the novel Tanah Tabu tells about the background of life in Papua and the struggle of a woman who experiences oppression due to patriarchal culture. This novel uses a sequential backward plot and does not confuse the reader. It uses a typical Papuan accent and is written from the point of view of a little girl named Leksi, and her two pets, a pig named Kwee and a dog named Pum. The main character in this novel is a woman named Mabel, while the additional female characters are named Mace and Mama Helda. The three female figures dared to act and fight for what should be theirs.Novel Tanah Tabu merupakan sebuah novel atau karya sastra yang inspiratif untuk dibaca khusunya untuk perempuan. Novel ini patut dijadikan objek penelitian karena mengandung nilai jiwa rasionalisme, seperti yang dicerminkan oleh tokoh Mabel yang mempunyai jiwa keberanian dan berideologi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kaidah cerita dan perjuangan tokoh perempuan melalui kajian feminisme eksistensialis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, data yang dituangkan berupa deskripsi yang berbentuk kata, frasa, kalimat dan paragraf untuk mendapat dan menguraikan secara terperinci dari suatu objek. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa di dalam novel Tanah Tabu memceritakan tentang latar belakang kehidupan di Papua dan perjuangan seorang perempuan yang mengalami penindasan akibat budaya patriarki. Novel ini menggunakan alur mundur yang berurutan dan tidak membingungkan pembaca. Menggunakan gaya bahasa khas logat orang Papua dan ditulis dari sudut pandang seorang anak kecil perempuan yang bernama Leksi, dan dua binatang piaraannya yaitu seekor babi yang bernama Kwee dan seekor anjing bernama Pum. Tokoh utama dalam novel ini adalah perempuan yang bernama Mabel, sedangkan tokoh perempuan tambahan bernama Mace dan Mama Helda. Ketiga tokoh perempuan tersebut berani bertindak dan memperjuangkan apa yang harusnya menjadi hak miliknya