Pembinaan salat dan pendidikan seksualitas bagi anak usia dini dalam keluarga : Refleksi hadis Murū Aulādakum bi Al-Ṣalāti

Penelitian skripsi ini dilatarbelakangi dari adanya sebuah hadis Rasulullah Saw. yang menganjurkan para orangtua untuk memerintahkan setiap anaknya agar melaksanakan salat sejak usia tujuh tahun, apabila pada usia sepuluh tahun ia meninggalkan salat maka dianjurkan adanya pemukulan padanya dan terakhir, anjuran untuk memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan sejak mereka berusia sepuluh tahun. Studi ini dimaksudkan untuk menumbuhkan karakter Islami pada anak sedini mungkin melalui gambaran maupun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam melaksanakan anjuran Rasulullah Saw. sesuai hadis tersebut. Sehingga penelitian ini bermaksud menjawab tentang: 1) Bagaimana tugas orangtua dalam membina salat bagi anak usia dini dalam keluarga menurut hadis Murū Aulādakum bi al-Ṣalāti ? dan 2) Bagaimana pendidikan seksualitas bagi anak usia dini dalam keluarga menurut hadis Murū Aulādakum bi al-Ṣalāti ?. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan linguistik dan psikologis. Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan teknik dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Data diperoleh dari berbagai buku serta kitab yang berkaitan dengan persoalan yang kemudian dianalisis dan ditulis menggunakan metode deskripstif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa: pertama, dalam rangka menumbuhkan karakter islami pada anak sedini mungkin dapat dilakukan melalui beberapa metode, yakni: metode keteladanan, pembiasaan, diskusi dan hikmah atau nasihat. Walaupun pada dasarnya, sebelum mencapai usia baligh, anak belum dikenai kewajiban untuk melaksanakan salat. Akan tetapi, kewajiban orangtua dalam memerintahi anak salat tetap harus dijalankan dengan cara memberikan pembinaan salat sebagaimana anjuran Rasulullah Saw. dalam hadisnya. Pembinaan salat pada anak dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni:tahap peniruan dan pembiasaan; tahap pembelajaran dan tahap pemantauan. Kedua, Menyoal pendidikan seksualitas bagi anak berdasarkan hadis tersebut adalah dengan cara memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan sejak mereka berusia sepuluh tahun. Hal tersebut merupakan langkah preventif dalam rangka menjauhkan anak dari segala yang dapat mendorong kepada perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai Allah Swt. Dalam rangka pendidikan seksualitas pada anak juga dapat dilakukan dengan memberikan materi ataupun tahapan-tahapan terkait seksualitas, membiasakan anak menutup aurat, menjaga kebersihan dan lain sebagainya