Konflik masyarakat dengan pemerintah: Penelitian di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

Konflik merupakan fenomena dari dinamika kehidupan umat manusia sejak dahulu hingga sekarang yang tidak bisa dihindarkan. Konflik merupakan kondisi ketidakcocokan antara nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Konflik antara masyarakat Desa Tarumajaya dengan Pemerintah disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Pemerintah menginginkan hutan di wilayah Desa Tarumajaya untuk steril dari aktivitas pertanian ilegal masyarakat, mengingat kerusakan hutan cukup parah dan sering terjadi bencana alam maka diperlukan untuk melakukan revitalisasi. Tujuan Pemerintah berbenturan dengan kondisi ekonomi maupun sosial masyarakat. Konflik pun tidak terhindarkan karena adanya kepentingan diantara kedua belah pihak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) alasan masyarakat Desa Tarumajaya menolak Perpres No. 15 Tahun 2018; 2) dampak dari adanya konflik masyarakat dengan TNI; 3) solusi penyelesaian konflik masyarakat Desa Tarumajaya dengan TNI. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat Desa Tarumajaya sebanyak 13 informan kunci, dan 4 informan pangkal. Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui studi kepustakaan dengan bantuan buku bacaan, jurnal ilmiah yang berkaitan dengan konflik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konflik antara masyarakat Desa Tarumajaya dengan TNI: 1) masyarakat tidak mengetahui dengan kehadiran 1000 anggota personil TNI di Desa Tarumajaya, muncul larangan bercocok oleh Mantan Komandan Sektor Pembibitan 01 Citarum Harum, selain itu pengrusakan ladang pertanian masyarakat oleh anggota TNI. 2) konflik ini telah mengakibatkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari konflik yaitu bertambahnya solidaritas in-group, membuat berbagai pihak menyadari adanya berbagai masalah. Dampak negatif dari konflik yaitu hancurnya harta benda berupa lahan pertanian masyarakat, membawa dampak pada psikologis masyarakat, keretakan hubungan masyarakat dengan TNI dan perubahan kepribadian antar individu. 3) solusi penyelesaian konflik melalui tahap negosiasi, yang dilakukan oleh Komandan Sektor 01 Citarum Harum dengan masyarakat dan menghasilkan kesepakatan bersama. Upaya dari pihak Kepolisian Sektor Kecamatan Kertasari pun turut andil dalam penyelesaian konflik, melalui anggota Bhabinkantibnas dengan melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat, dan upaya dari Pemerintah Kecamatan Kertasari untuk membuka enam potensi pariwisata alam di Desa Tarumajaya guna meningkatkan perekonomian masyarakat