Gerakan Teologi pembebasan Nahdatul Ulama (NU) di Kabupaten Subang

Realitas kemiskinan, keterbelakangan dan ketertindasan masyarakat bukan bersifat given, bukan takdir yang pasif, namun fenomena tersebut akibat dari struktur yang secara sistemik menciptakan kondisi-kondisi tersebut. Maka dalam konteks ini, bagaimana Islam dituntut merekontruksi teologinya dari tradisional ke progresif. Oleh karena itu muncullah gagasan teologi pembebasan sebagai basis kekuatan penyadaran dan ideologis untuk melawan realitas penindasan dalam masyarakat menjadi sebuah keniscayaan. Prinsip mendasar dari agama adalah bahwa ia merupakan pasukan terdepan bagi usaha-usaha kemanusiaan yang transformatif-progresif yang mengarah pada gerakan-gerakan revolusioner untuk membela kaum tertindas. Teologi pembebasan merupakan bagian dari seruan utama agama untuk membela keadilan dan kesejahteraan umat manusia. Pada terang ini NU Subang mengembangkan suatu skema konseptual yang menarik. Hal ini dapat ditahbiskan dengan usahanya menggagas gerakan teologi pembebasan. Ziarah apa yang dicitakan NU. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan holistik dengan penelitian studi lapangan (field reseach) guna melingkupi persoalan: a) Bagaimana konsep teologi pembebasan NU di Kabupaten Subang? b) Bagaimana NU di Kabupaten Subang mengaplikasikan teologi pembebasan pada masyarakat? Adapun sumber rujukan dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara pengurus NU Subang, beserta berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung dalam pembahasan. Islam adalah agama yang menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi struktur yang menindas. Islam pada dasarnya adalah ajaran persaudaraan yang universal, kesetaraan, keadilan sosial. Islam sebagai sebuah agama mengimplikasikan pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan, eksploitasi, serta ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Gerakan teologi Pembebasan NU Subang menanggung beban tanggung jawab sosial dan bahkan misi universal untuk memerangi ketidaksadaran umat akan penindasan dengan tujuan berusaha menyadarkan umat manusia pada kebebasan, keadilan dan kebaikan. Di sisi lain, gerakan pembebasan teologi NU Subang dipahami sebagai moral perjuangan (ethics of subjectivity), dalam menemukan bagaimana NU mendorong dan memotivasi umatnya untuk berjuang dalam pembebasan melalui usaha keras yang disebut jihad atau mujahadah, perang fisik (qital), dan seterusnya. Pada akhirnya gagasan Teologi Pembebasan NU Subang yang di tuju yakni mampu meningkatkan intelektualitas, kritis serta mampu mendorong kaum tertindas agar memberontak melalui spirit keimanan, harapan dan keberanian untuk terbebas dari segala bentuk penindasan dan ketiakadilan