Hak dan kewajiban suami istri: studi analisis terhadap tafsir al-Qurtubi

Jika akad nikah telah sah dan berlaku, maka ia akan menimbulkan akibat hukum, dan dengan demikian akan menimbulkan pula hak dan kewajiban sebagai suami-istri. Masing-masing suami dan istri jika menjalankan kewajibannya dan memeperhatikan tanggungjawabnya, maka akan terwujud ketentraman dan ketenangan hati, sehingga sempurnalah kebahagaiaan suami-istri tersebut. Keberhasilah pernikahan tidak akan tercapai, kecuali jika kedua belah pihak memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing. Hanya saja dalam konsep kitab fiqh konvensional dan realitas sebagian masyarakat, tampak bahwa hak suami lebih dominan daripada hak istri. Dari kegelisahan itu, penulis berusaha mengupas lebih dalam tentang kewajiban suami istri dalam perspektif Syaikh Imam al-Qurtubi> dalam kitabnya al Ja>mi>’ li Ahka>m al-Qur’a>n. Berangkat atas hal tersebut penelitian tentang hak dan kewajiban suami istri ini dilakukan dengan tujuan bisa menjelaskan beberapa perbedaan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban suami istri. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini ialah. Pertama mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’a>n yang berkaitan dengan penelitian ini. Kedua, mengidentipikasi ayat-ayat, dan yang ketiga menafsirkan ayat-ayat tersebut menurut pandangan al-Qurtubi>. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research), bersifat deskriptik-analitik dan menggunakan metode pendekatan normatif. Sebagai sumber primernya adalah kitab Syaikh Imam al-Qurtubi (al-Jami>’ li Ahka>m al-Qur’a>n) dan terjemahnya tafsir al-Qurtubi>. Sedangkan data sekundernya yaitu kitab-kitab, buku-buku dan karya ilmiah lain yang membahas tentang masalah hak dan kewajiban suami-istri serta karya lain yang membahas pemikiran al-Qurtubi> dan sebagai rujukan yang dapat membantu data primer. Dari penelitian, penyusun menemukan bahwa menurut Imam al-Qurtubi>, interaksi antara suami-istri telah diatur oleh hukum-hukum syariat Islam yang terkait dengan kehidupan berkeluarga. Ada kewajiban masing-masing yang yang harus dilaksanakan dan ada juga hak masing-masing yang harus dipenuhi. Pelaksanaan kewajiban masing-masing, baik suami atau istri secara tidak langsung akan menjamin pemenuhan hak keduanya. Hanya saja relasi suami dan istri dalam pandangan al-Qurtubi> lebih menekankan kewajiban istri untuk melayani suami dan mendidik anak-anak. Padahal istri pun berhak menikmati hubungan seksual, mendapati suaminya berhias untuknya, dan sedangkan mendidik anak adalah kewajiban bersama