KAJIAN ETNOSAINS HUTAN LARANGAN ADAT IMBO BATU DINDIANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA SMP ( STUDI KASUS DI KENAGARIAN TANJUNG BELIT, KABUPATEN KAMPAR)

ABSTRAK Ananda Kharisma, (2023) : Kajian Etnosains Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang Sebagai Sumber Belajar IPA SMP ( Studi Kasus Di Kenagarian Tanjung Belit, Kabupaten Kampar) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk pengelolaan hutan, merekontruksi ilmiah Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang, menganalisis konsep IPA yang terdapat dalam kearifan lokal dan menganalisis kelayakan kearifan lokal Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang sebagai sumber belajar IPA. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan angket uji kelayakan. Data di analisis menggunakan metode analisis kualitatif Milles dan Huberman, standar isi dan analisis kelayakan. Penelitian dilaksanakan di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan narasumber ninik mamak dan kepala desa Tanjung Belit. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hasil kajian etnosains terlihat pada aturan adat yang diberlakukan terhadap masyarakat, meliputi larangan: memburu hewan, menebang pohon, mengambil hasil hutan tanpa izin ninik mamak, pembakaran hutanuntuk pemmbukaan lahan, dan membuang sampah sembarangan. 2) Hasil kajian etnosains terhubung dan erat kaitannya dengan implementasi konsep pembelajaran IPA di sekolah sebagai sumber belajar yaitu objek interaksi makhluk hidup dan lingkungannya, keanekaragaman hayati yaitu mengklasifikan makhluk hidup, eksploitasi hutan yaitu perubahan iklim dan dampak bagi ekosistem, pencemaran lingkungan dan komponen hidrosfer. Kawasan Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang masuk kategori layak dijadikan sebagai sumber belajar IPA karena memenuhi aspek kemudahan akses dengan dengan skor 93%, aspek keamanan 80%, aspek efisiensi waktu 100%, orientasi medan dengan skor 80% dan aspek kesesuaian dengan materi IPA 95%. Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang yang dikelola dengan kearifan lokal berupa larangan dan aturan dapat ditransformasikan menjadi pengetahuan sains dan layak menjadi sumber belajar IPA. Penerapan Hutan Larangan Adat dapat menjadi sumber pembelajaran dengan pendekatan kearifan lokal untuk literasi sains dan literasi budaya Kata kunci: Kajian Enosains, Kearifan Lokal, Hutan Larangan Adat Imbo Batu Dindiang, Sumber Belajar IPA