PEMAHAMAN HADIS TENTANG MENUTUPI AIB TERHADAP FENOMENA CURHAT DI MEDIA SOSIAL (KAJIAN MA’ANIL HADIS)

Hadirnya media sosial bagaikan pisau bermata dua yang berakibat buruk dan bermanfaat bagi pengguna atau brainware. Kecenderungan pada masa kini yang Penulis amati hadirnya aplikasi media sosial tersebut beberapa oknum tidak menggunakan media sosial dengan baik, bijak dan semestinya. Akan tetapi juga kerap digunakan sebagai media dalam mengekspresikan diri juga tak jarang digunakan sebagai ladang curhat. Fenomena curhat yang ada, seringkali esensinya menyangkut pengumbaran aib-aib didalmnya. Melihat fenomena ini kemudian penulis berupaya untuk mencari relevansi antara anjuran Nabi dalam menutupi aib yang pernah Rasulallah sebutkan dalam hadisnya dengan melihat realita masa kini yang orentasinya kepada tindakan curhat. Fokus penelitian ini adalah terhadap hadis riwayat Muslim dengan makna tekstual “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." Dalam memahami pemaknaan hadis terkait secara mendalam, penulis menggunakan metode pemahaman yang ditawarkan oleh Nurun Najwah sebagai pisau analisia yang dianggap mampu menjawab permasalahan-permasalahan kotemporer, yang meliputi: Aspek bahasa, memaknai konteks historis, mengkorelasikan secara tematik-komprehensif dan integral serta mencari ide dasar hadis. Adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), bersifat kualitatif dengan penyajian data secara deskriptif-analitis. Hasil kajian ma’anil hadis yang peneliti lakukan menunjukan kesimpulan hasil yakni, pertama anjuran untuk saling melindungi, menajaga privasi, menghormati, mencintai dan menyayangi antar makhluk sosial secara universal, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (memanusiakan manusia) juga menghindarkan sifat saling memata-matai agar terbentuknya kerukunan, ketenteraman dan keharmonisan bagi manusia secara keseluruhan dan bagi umat muslim khusunya. Melihat dari banyaknya problema kehidupan maka adanya curhat dilihat dari aspek kesehatan, mental dan psikologis sangat dibutuhkan, namun perlu ditegaskan bahwa curhat yang ada sebaiknya dilakukan kepada yang berwewenang baik itu psikiater ataupun psikolog. Kedua relevansi curhat dengan dinamika sekarang, pemerintah memiliki peran yang krusial dalam menilik kehidupan demi terjaganya privasi warga masyarakat, yakni apabila orang-orang dengan sengaja curhat menyebarkan aib-aib di platfrom media sosial terlebih menyangkut kehormatan dan nama baik seseorang maka dapat dituntut sebagai tindakan pidana secara hukum, sebgaimana yang telah diatur dalam undang-undang ITE dan undang-undang KUHP. Oleh karenanya agama Islam mengindikasikan bukanlah sebuah agama yang kaku tanpa kompromi, namun agama Islam adalah agama yang adaptif dan mampu menyerap kesalahan pemeluknya dengan baik