MAKNA TRAVELING TADABBUR ALAM PADA KOMUNITAS LDK UKKI JAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Aktivitas traveling di era kontemporer saat ini mengalami pergeseran makna yang signifikan. Pada mulanya traveling merupakan kegiatan yang bertujuan untuk bersenang-senang, healing, atau kegiatan lain yang bertujuan untuk melepas kepenatan. Namun belakangan ini terdapat fenomena yang muncul dan menarik perhatian, yaitu traveling tadabbur alam pada komunitas Lembaga Dakwah Kampus Unit Kegiatan Kerohanian Islam Jama’ah Al-Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta (LDK UKKI JAM UNY) yang menawarkan pengalaman traveling yang berbeda. Traveling prespektif komunitas LDK UNY tidak hanya sekedar kegiatan have fun namun juga melakukan kegiatan traveling dengan menyertakan kegiatan bernuansa religi sebagai bentuk resepsi mereka terhadap Q.S Āli Imrān [3]: 190-191. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berdasarkan pada data lapangan (field research) analisis studi kasus dengan menggunakan teori sosiologi pengetahuan karl Mannheim. Karl Mannheim menyatakan bahwa tindakan terbentuk dari dua dimensi yakni perilaku (behavior) dan makna (meaning), yang mencakup tiga makna yaitu: makna objektif, makna ekspresif dan makna documenter. Penelitian ini menemukan bahwa kegiatan traveling tadabbur alam di kalangan komunitas LDK UNY bukan hanya sebatas kegiatan jalan-jalan, namun juga diimbangi dengan bertafakkur atas kekuasaan Allah di alam semesta. Kegiatan ini didorong oleh dua factor, yakni internal dan eksternal. Factor internal lahir dari bentuk resepsi komunitas LDK UNY terhadap Q.S Ali Imran [3]: 190-191 sebagai bentuk tadabbur alam guna mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan factor eksternal tumbuh dari motivasi untuk menjaga alam dan memperkuat ukhuwah di antara anggota komunitas. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya tiga lapis makna dalam kegiatan traveling tadabbur alam dikalangan komunitas LDK UNY. Pertama: makna obyektif, tadabbur alam dimaknai sebagai kegiatan dialam bebas yang diharapkan menjadi kebiasaan untuk memikirkan alam sebagai bukti kekuasaan Allah sehingga mampu meningkatkan keimanan. Kedua: Makna ekspresif, tadabbur alam dimaknai sebagai kegiatan rihlah yang menyatukan pikiran dengan alam untuk merenungi serta memikirkan kekuasaan allah atas penciptaan langit dan bumi kemudian senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun dengan tujuan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ketiga: makna documenter bahwa traveling tadabbur alam yang lahir dari bentuk resepsi komunitas LDK UNY terhadap Q.S Ali Imran [3]: 190-191 menunjukkan adanya hubungan dinamis antara Al-Qur’an dan komunitas. Keduanya, baik Al-Qur’an maupun komunitas saling aktif menerima dan mengkontruksi teks dan tindakan