BENDA LANGIT DALAM AL-QUR’AN: STUDI ATAS PEMIKIRAN MAURICE BUCAILLE DALAM BUKU BIBLE, QUR’AN DAN SAINS MODERN

Penelitian ini membahas pendekatan ilmiah terhadap Al-Qur’an dalam bidang astronomi, dengan fokus pada pemikiran Maurice Bucaille. Bucaille, seorang dokter, menggabungkan pengetahuan medis dan ilmiahnya dengan studi Al-Qur'an, yang memberikan perspektif yang unik dan berbeda dalam memahami isi Al-Qur'an. Fokus penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pendekatan Bucaille terhadap ayat-ayat yang terkait dengan benda-benda langit dalam Al-Qur'an. Dalam analisisnya, Bucaille menerapkan metode ilmiah dan perbandingan dengan penemuan ilmiah modern untuk mencari kesesuaian antara ayat-ayat tersebut dan pengetahuan sains kontemporer. Penelitian ini berupaya untuk memperdalam pemahaman tentang pandangan Bucaille terhadap benda-benda langit dalam Al-Qur'an dan relevansinya dengan penemuan ilmiah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis teks-teks yang dikemukakan oleh Bucaille. Pendekatan ini melibatkan analisis teks-teks seperti tulisan-tulisan Bucaille dan karya-karya terkait. Selain itu, penulis juga merujuk pada sumber-sumber yang relevan, termasuk teks agama dan tulisan ilmiah, guna mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang argumen-argumen yang diajukan oleh Bucaille. Penulis akan menggali dan memahami berbagai perspektif yang diajukan oleh Bucaille, serta mengeksplorasi bagaimana pendekatan ini dapat mempengaruhi cara memandang hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Bucaille memberikan kontribusi penting dalam menghubungkan antara Al-Qur’an dan penemuan ilmiah modern, dengan menyoroti kesesuaian dalam beberapa aspek seperti benda langit. Dalam Al-Qur'an, langit berasal dari kata sāmā’ (tunggal) atau samāwāt (jamak) yang dimaknai sebagai gambaran langit dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk matahari, bulan, bintang-bintang, planet-planet, serta galaksi yang membentuk alam semesta yang luas. Karakteristik pemikiran Bucaille dalam membahas ayat benda langit dalam Al-Qur’an jika dikaitkan dengan fungsi al-Tafsīr al-ʻIlmī, lebih banyak terkait dengan fungsi al-Tabyīn dan juga mengungkap tentang iʻjaz atau karakteristik kemukjizatan Al-Qur’an di bidang ilmu pengetahuan. Bucaille juga sedikit mengarah kepada fungsi istikhrâj al-‘ilm yang mampu memberikan isyarat bagi lahirnya teori ilmu pengetahuan atau teknologi modern. Kelebihan dari pemikiran Bucaille ialah relevan dalam penafsiran kontemporer untuk menghadapi tantangan dan pertanyaan baru dalam ilmu pengetahuan modern. Pendekatan yang menggabungkan pengetahuan sains modern dan teologi membantu memperbarui penafsiran Al-Qur'an secara relevan dengan zaman sekarang. Hal ini dapat memperkaya pemahaman dan diskusi tentang hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian ini juga mengungkapkan batasan penafsiran Bucaille. Keterbatasan dalam bahasa Arab klasik dan terjemahan yang digunakan dalam penafsirannya dapat mempengaruhi kelengkapan dan akurasi penafsiran tersebut. Selain itu, teks-teks agama sering memiliki dimensi simbolik, metaforis, atau spiritual yang dapat dilewatkan dalam penafsiran yang ilmiah. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kelebihan dan batasan penafsiran Bucaille tentang kesesuaian Al-Qur’an dengan penemuan ilmiah modern. Hasil-hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan diskusi dan penelitian tentang hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan serta pentingnya konteks dalam penafsiran teks agama secara holistik