MANAJEMEN SISTEM MUTU TERPADU (STUDI TERHADAP PROGRAM SISTEM PENDIDIKAN TERPADU DI SEKOLAH KABUPATEN ACEH BESAR)

Program sistem pendidikan terpadu merupakan program unggulan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar. Program ini memadukan antara kurikulum umum, diniyah dan muatan lokal. Dalam pelaksanaannya program ini memiliki 2 pelajaran utama yaitu diniyah dan tahfidz. Program ini menarik untuk diteliti dikarenakan pelaksanaannya di Sekolah umum jenjangSekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa rumusan masalah yaitu 1) Perencanaan Program Sistem Pendidikan Terpadu; 2) Pelaksanaan Program Sistem Pendidikan Terpadu; 3) Evaluasi dan Perbaikan Program Sistem Pendidikan Terpadu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun tehnik analisis dengan tahapan menghimpun data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa hal yaitu: pertama, Perencanaan program sistem pendidikan terpadu dilakukan dalam beberapa tahap dan berbagai pihak dilibatkan dalam pelaksanaan program tersebut mulai dari Majelis Pendidikan Daerah (MPD), tokoh intelektual, beberapa kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam. Hambatan dalam perencanaan program terdapat beberapa pihak yang tidak setuju dilaksanakannya program ini. Adapun pihak yang tidak setuju rata-rata berasal dari pengurus TPA dan balai pengajian dengan alasan pendidikan keagamaan peserta didik sudah dilaksanakan di balai pengajian. Kedua, Pelaksanaan program sistem pendidikan terpadu mengikuti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar. Namun setiap sekolah sejak awal diberi wewenang untuk mengatur mekanisme pembelajarannya masing-masing terkait rombongan belajar dan jadwal pelaksanaan program. Untuk tahun 2023 program ini harus dijadikan ektrakulikuler wajib di sekolah. Hambatan dalam pelaksanaannya yakni kurangnya pendidik. Beberapa pendidik tidak memiliki kemampuan pedagogik, dan kurangnya pelatihan pendidik. Ketiga, Evaluasi program dilaksanakan dengan sistem monitoring, pengawasan langsung kesekolah-sekolah serta laporan perkembangan pelaksanaan program diberikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, perbaikan program dilaksanakan secara berskala sesuai dengan kebutuhan program