QARUN DALAM AL-QUR`AN (MENURUT TAFSIR AL-MARAGHI, AL-AZHAR DAN AL-MISBAH)

Kisah Qarun merupakan peringatan kaum musyrikin Mekah (menindas kaum muslimin) yang menganggap bahwa kekayaan akan menyelamatkan mereka dari siksa, seperti yang ditunjukkan dalam QS. Sab’: 35. Untuk menjawab rumusan masalah, peneliti menggunakan metode tematik tokoh Abdul Mustaqim dan Al-Farmawi. Berikut rumusan masalah dalam penelitian Qarun dalam Al-Qur`an kajian tematik. Pertama, bagaimana gambaran Qarun dalam literatur tafsir dan sirah. Kedua, apa faktor yang menyebabkan gambaran kisah Qarun menjadi satu tema penting dalam Al Qur`an dan ketiga, bagaimana relevansi kisah Qarun dengan masa sekarang. Temuan dari hasil penelitian, merujuk ayat -ayat Qarun dalam Al-Qur`an (Al-Qashas ayat 76-82, Al-Ankabut ayat 39-40 dan Al-Ghafir ayat 24), bahwa Qarun tidak mau dinasehati dan kikir tidak mau membayar zakar kepada Nabi Musa, sehingga akibat kedurhakaannya, Qarun dibenamkan ke dalam tanah beserta harta-hartanya. Qarun menganggap harta dan ilmu yang ia miliki berasal dari usahanya sendiri. Dengan penelitian tematik, tesis ini termasuk studi pustaka. Diharapkan tesis ini dapat melengkapi literatur karya ilmiah bagi almamater tercinta khususnya. Dalam meneliti, peneliti mencari kata Qarun dimu`jam kemudian kata yang sudah ketemu dimu`jam dicari dimu`jam mufarras al-lafdz Al-Qur`an karim, maka akan muncul ayat-ayat mengenai Qarun. Kemudian mencari kitab tafsir (Al-Maraghi, Al-Azhar dan Al-Misbah) dan mencari hadis mengenai Qarun di Lidwa Software. Kesimpulannya dari literatur yang diperoleh dari kitab tafsir Al-Maraghi, Al-Azhar dan Al-Misbah dapat diperoleh data dan diketahui bahwa Qarun adalah hamba Allah, umat Nabi Musa yang durhaka. Bentuk durhaka Qarun dari Surat Al-Qashas adalah, pertama sombong, kedua keras kepala dan ketiga kikir. Sombongnya Qarun karena memamerkan hartanya. Keras kepala karena tidak mau dinasehati. Dan kikirnya Qarun karena tidak mau menggunakan hartanya untuk kebaikan