PEMOTONGAN DANA REKONSTRUKSI KORBAN GEMPA 27 MEI 2006 DI DESA SRIMARTANI KECAMATAN PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Bencana gempa bumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 mei 2006 lalu telah meninggalkan penderitaan luar biasa bagi masyarakat baik fisik maupun psikologis. Dampak dari bencana tersebut adalah jatuhnya ribuan korban jiwa dan hancurnya fisik lingkungan termasuk rumah, fasilitas umum, ekonomi dan sosial. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul antara lain adalah munculnya konflik horizontal antar masyarakat setempat dan disintegrasi sosial yang disebabkan oleh keputusan-keputusan yang mungkin kurang tepat atau dirasa kurang adil. Misalnya pemberian bantuan yang berbeda Perebutan aset dan Pertentangan kepentingan. Beberapa dampak lain yang perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah adanya pihak-pihak tertentu yang justru memanfaatkan keadaan situasi untuk kepentingan pribadi atau kepentingan golongan sebagai contoh: memanipulasi anggaran bantuan gempa dengan dalih untuk kepentingan biaya administrasi yang jika di teliti justru hanya pemotongan dana korban gempa untuk kepentingan pribadi sehingga perbuatan tersebut termasuk tindak pidana korupsi. Dalam kenyataannya Pemerintah dalam dalam penyalurkan Dana Rekonstruksi justru terjadi pemotongan dana Rekonstruksi yang seharusnya menjadi hak warga Masyarakat. Dengan demikian Penyusun mencoba menganilisis, meneliti apakah Pemotongan Dana Rekonstruksi di desa Srimartani sesuai dengan prinsip Hukum Islam. Penelitian ini menggunakan metode wawancara sebagai data utamanya dan Literatur sebagai data Sekundernya dengan pendekatan normatif yaitu apakah pemotongan dana Rekonstruksi di Desa Srimartani sesuai dengan Hukum Islam Sebagai Analisa penyusun menggunakan Analisa qiyas yaitu menyamakan antara sifat / bentuk memakan Harta orang lain secara bathil yag telah di larang didalam Al-qur'an dengan sifat atau bentuk Pemotongan Dana Rekonstruksi di Desa Srimartani yang belum ada hukumnya didalam nas