Strategi peningkatan pangsa pasar dalam penghimpunan dana dan pemberian kreditstudi kasus pada bank a di kota p

Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter/perbankan yang dimulai dengan kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan kemudian diikuti dengan berbagai kebijaksanaan lainnya yang dikenal juga dengan era deregulasi bidang moneter/perbankan telah menimbulkan dampak pada dunia perbankan nasional antara lain : Jumlah bank dan kantor bank bertambah dengan pesat dalam waktu yang relatif singkat dan meluas keseluruh pelosok tanah air. Perbankan lebih mandiri dalam menetapkan kebijaksanaannya terutama bank-bank pemerintah. Setiap perbankan berlomba menetapkan berbagai strategi untuk menarik nasabah dan berusaha bekerja lebih efisien serta lebih profesional agar dapat bersaing dan berkembang dengan baik. Yang paling merasakan dampak dari kebijaksanaan ini terutama adalah bank pemerintah yang selama ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Demikian pula dengan Bank A di kota P yang menjadi obyek penelitian ini. Sebagai kantor cabang dari sebuah bank pemerintah terkemuka di tanah air ini tidak terlepas dari dampak deregulasi dimaksud. Jumlah kantor bank di kota P bertambah dengan pesat dari 13 kantor bank pada tahun 1988 menjadi 26 kantor pada tahun 1995. Pangsa pasar bank pemerintah dalam penghimpunan dana cenderung menurun dari tahun ke tahun diserap oleh bank swasta. Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa pangsa pasar yang dicapai cabang Bank A di kota P sampai tahun 1995 masih sangat kecil. Dari 26 kantor bank yang ada dikota P, pangsa pasar cabang Bank A dalam penghimpunan dana hanya 1,67% dan pemberian kreditnya hanya 1,53% . Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perusahaan ini belum banyak berperan di industri perbankan kota P serta belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Sebagai ilustrasi dapat dilihat bahwa pangsa pasar Bank A secara nasional mencapai 8,15% untuk penghimpunan dana dan 9,28% untuk pemberian kredit pada tahun yang sama. Inti dari permasalahan yang dicoba dijawab dalam geladikarya ini adalah "Bagaimana strategi yang digunakan oleh cabang Bank A di kota P untuk meningkatkan pangsa pasar dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit, agar perusahaan ini dapat lebih berperan di industri perbankan kota P dan dapat memberikan konstribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam geladikarya ini adalah metode studi kasus. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis lingkungan dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT dan analisis pesaing dilakukan dengan pendekatan "The Five Forces-nya Porter”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama geladikarya diketahui bahwa dalam upaya untuk meningkatkan bisnisnya perusahaan telah menetapkan beberapa strategi yaitu : (1) Melaksanakan Pemasaran yang Agresif dan Proaktif (2) Memberikan Layanan Unggul dan (3) Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Manusia. Proses Manajemen Strategi telah berjalan sebagaimana mestinya, dimulai dengan penetapan Misi Cabang, Analisis Lingkungan, Penetapan Sasaran, Faktor Kunci Keberhasilan, Penetapan Strategi, Pelaksanaan Strategi serta Pengendalian Strategi. Namun demikian bila diteliti lebih jauh strategi yang dibuat tersebut belum dilaksanakan seluruhnya secara konsisten dan konsekwen. Diduga hal ini disebabkan karena penetapan strategi yang dibuat tidak diikuti dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci supaya mudah dimengerti oleh pelaksana di lapangan serta tidak jelas yang mana dari strategi tersebut yang menjadi prioritas . Begitu pula dalam mengatasi persaingan, perusahaan belum berkonsentrasi pada salah satu dari strategi generik (keunggulan biaya menyeluruh, difersifikasi atau fokus) sehingga terjebak di tengah. Akhirnya disarankan pada perusahaan agar strategi yang telah dibuat dalam rencana kerja tahunan kiranya dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen. Untuk itu perlu dibuatkan langkah pelaksanaan strategi lebih rinci dan mudah dipahami/dilaksanakan oleh pegawai yang terkait serta ditentukan urutan prioritas dalam pelaksanaannya. Dengan demikian strategi dimaksud diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit sesuai dengan potensi yang ada. Keunggulan bersaing melalui strategi generik yang dipilih adalah starategi diferensiasi dalam bidang pelayanan dengan melaksanakan secara konsisten dan konsekwen budaya kerja perusahaan dalam bentuk pengamalan dua belas perilaku pegawai yang terdapat dalam budaya kerja bank tersebut.Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter/perbankan yang dimulai dengan kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan kemudian diikuti dengan berbagai kebijaksanaan lainnya yang dikenal juga dengan era deregulasi bidang moneter/perbankan telah menimbulkan dampak pada dunia perbankan nasional antara lain : Jumlah bank dan kantor bank bertambah dengan pesat dalam waktu yang relatif singkat dan meluas keseluruh pelosok tanah air. Perbankan lebih mandiri dalam menetapkan kebijaksanaannya terutama bank-bank pemerintah. Setiap perbankan berlomba menetapkan berbagai strategi untuk menarik nasabah dan berusaha bekerja lebih efisien serta lebih profesional agar dapat bersaing dan berkembang dengan baik. Yang paling merasakan dampak dari kebijaksanaan ini terutama adalah bank pemerintah yang selama ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Demikian pula dengan Bank A di kota P yang menjadi obyek penelitian ini. Sebagai kantor cabang dari sebuah bank pemerintah terkemuka di tanah air ini tidak terlepas dari dampak deregulasi dimaksud. Jumlah kantor bank di kota P bertambah dengan pesat dari 13 kantor bank pada tahun 1988 menjadi 26 kantor pada tahun 1995. Pangsa pasar bank pemerintah dalam penghimpunan dana cenderung menurun dari tahun ke tahun diserap oleh bank swasta. Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa pangsa pasar yang dicapai cabang Bank A di kota P sampai tahun 1995 masih sangat kecil. Dari 26 kantor bank yang ada dikota P, pangsa pasar cabang Bank A dalam penghimpunan dana hanya 1,67% dan pemberian kreditnya hanya 1,53% . Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perusahaan ini belum banyak berperan di industri perbankan kota P serta belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Sebagai ilustrasi dapat dilihat bahwa pangsa pasar Bank A secara nasional mencapai 8,15% untuk penghimpunan dana dan 9,28% untuk pemberian kredit pada tahun yang sama. Inti dari permasalahan yang dicoba dijawab dalam geladikarya ini adalah "Bagaimana strategi yang digunakan oleh cabang Bank A di kota P untuk meningkatkan pangsa pasar dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit, agar perusahaan ini dapat lebih berperan di industri perbankan kota P dan dapat memberikan konstribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam geladikarya ini adalah metode studi kasus. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis lingkungan dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT dan analisis pesaing dilakukan dengan pendekatan "The Five Forces-nya Porter”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama geladikarya diketahui bahwa dalam upaya untuk meningkatkan bisnisnya perusahaan telah menetapkan beberapa strategi yaitu : (1) Melaksanakan Pemasaran yang Agresif dan Proaktif (2) Memberikan Layanan Unggul dan (3) Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Manusia. Proses Manajemen Strategi telah berjalan sebagaimana mestinya, dimulai dengan penetapan Misi Cabang, Analisis Lingkungan, Penetapan Sasaran, Faktor Kunci Keberhasilan, Penetapan Strategi, Pelaksanaan Strategi serta Pengendalian Strategi. Namun demikian bila diteliti lebih jauh strategi yang dibuat tersebut belum dilaksanakan seluruhnya secara konsisten dan konsekwen. Diduga hal ini disebabkan karena penetapan strategi yang dibuat tidak diikuti dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci supaya mudah dimengerti oleh pelaksana di lapangan serta tidak jelas yang mana dari strategi tersebut yang menjadi prioritas . Begitu pula dalam mengatasi persaingan, perusahaan belum berkonsentrasi pada salah satu dari strategi generik (keunggulan biaya menyeluruh, difersifikasi atau fokus) sehingga terjebak di tengah. Akhirnya disarankan pada perusahaan agar strategi yang telah dibuat dalam rencana kerja tahunan kiranya dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen. Untuk itu perlu dibuatkan langkah pelaksanaan strategi lebih rinci dan mudah dipahami/dilaksanakan oleh pegawai yang terkait serta ditentukan urutan prioritas dalam pelaksanaannya. Dengan demikian strategi dimaksud diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit sesuai dengan potensi yang ada. Keunggulan bersaing melalui strategi generik yang dipilih adalah starategi diferensiasi dalam bidang pelayanan dengan melaksanakan secara konsisten dan konsekwen budaya kerja perusahaan dalam bentuk pengamalan dua belas perilaku pegawai yang terdapat dalam budaya kerja bank tersebut.Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter/perbankan yang dimulai dengan kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan kemudian diikuti dengan berbagai kebijaksanaan lainnya yang dikenal juga dengan era deregulasi bidang moneter/perbankan telah menimbulkan dampak pada dunia perbankan nasional antara lain : Jumlah bank dan kantor bank bertambah dengan pesat dalam waktu yang relatif singkat dan meluas keseluruh pelosok tanah air. Perbankan lebih mandiri dalam menetapkan kebijaksanaannya terutama bank-bank pemerintah. Setiap perbankan berlomba menetapkan berbagai strategi untuk menarik nasabah dan berusaha bekerja lebih efisien serta lebih profesional agar dapat bersaing dan berkembang dengan baik. Yang paling merasakan dampak dari kebijaksanaan ini terutama adalah bank pemerintah yang selama ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Demikian pula dengan Bank A di kota P yang menjadi obyek penelitian ini. Sebagai kantor cabang dari sebuah bank pemerintah terkemuka di tanah air ini tidak terlepas dari dampak deregulasi dimaksud. Jumlah kantor bank di kota P bertambah dengan pesat dari 13 kantor bank pada tahun 1988 menjadi 26 kantor pada tahun 1995. Pangsa pasar bank pemerintah dalam penghimpunan dana cenderung menurun dari tahun ke tahun diserap oleh bank swasta. Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa pangsa pasar yang dicapai cabang Bank A di kota P sampai tahun 1995 masih sangat kecil. Dari 26 kantor bank yang ada dikota P, pangsa pasar cabang Bank A dalam penghimpunan dana hanya 1,67% dan pemberian kreditnya hanya 1,53% . Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perusahaan ini belum banyak berperan di industri perbankan kota P serta belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Sebagai ilustrasi dapat dilihat bahwa pangsa pasar Bank A secara nasional mencapai 8,15% untuk penghimpunan dana dan 9,28% untuk pemberian kredit pada tahun yang sama. Inti dari permasalahan yang dicoba dijawab dalam geladikarya ini adalah "Bagaimana strategi yang digunakan oleh cabang Bank A di kota P untuk meningkatkan pangsa pasar dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit, agar perusahaan ini dapat lebih berperan di industri perbankan kota P dan dapat memberikan konstribusi yang optimal terhadap bisnis Bank A secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam geladikarya ini adalah metode studi kasus. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis lingkungan dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT dan analisis pesaing dilakukan dengan pendekatan "The Five Forces-nya Porter”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama geladikarya diketahui bahwa dalam upaya untuk meningkatkan bisnisnya perusahaan telah menetapkan beberapa strategi yaitu : (1) Melaksanakan Pemasaran yang Agresif dan Proaktif (2) Memberikan Layanan Unggul dan (3) Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Manusia. Proses Manajemen Strategi telah berjalan sebagaimana mestinya, dimulai dengan penetapan Misi Cabang, Analisis Lingkungan, Penetapan Sasaran, Faktor Kunci Keberhasilan, Penetapan Strategi, Pelaksanaan Strategi serta Pengendalian Strategi. Namun demikian bila diteliti lebih jauh strategi yang dibuat tersebut belum dilaksanakan seluruhnya secara konsisten dan konsekwen. Diduga hal ini disebabkan karena penetapan strategi yang dibuat tidak diikuti dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci supaya mudah dimengerti oleh pelaksana di lapangan serta tidak jelas yang mana dari strategi tersebut yang menjadi prioritas . Begitu pula dalam mengatasi persaingan, perusahaan belum berkonsentrasi pada salah satu dari strategi generik (keunggulan biaya menyeluruh, difersifikasi atau fokus) sehingga terjebak di tengah. Akhirnya disarankan pada perusahaan agar strategi yang telah dibuat dalam rencana kerja tahunan kiranya dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen. Untuk itu perlu dibuatkan langkah pelaksanaan strategi lebih rinci dan mudah dipahami/dilaksanakan oleh pegawai yang terkait serta ditentukan urutan prioritas dalam pelaksanaannya. Dengan demikian strategi dimaksud diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit sesuai dengan potensi yang ada. Keunggulan bersaing melalui strategi generik yang dipilih adalah starategi diferensiasi dalam bidang pelayanan dengan melaksanakan secara konsisten dan konsekwen budaya kerja perusahaan dalam bentuk pengamalan dua belas perilaku pegawai yang terdapat dalam budaya kerja bank tersebut