Media dan Politik Citra Diri

Relasi antara politik, media massa, dan media sosial (medsos) tak bisa dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan. Bahkan politik dan media telah bersimbiosis mutualisme. Politisi membutuhkan peran media untuk mengomunikasikan pesan-pesan politik kepada masyarakat. Di sisi lain, pengelola media sebagai sebuah lembaga bisnis juga perlu dukungan finansial dari jasa yang diberikan pada para politisi. Klop, hubungan antara dua entitas ini berlangsung harmonis walau pada posisi idealnya media perlu tetap menjalankan fungsi kritis dan kontrolnya pada para politisi. Lewat beragam media massa dan aneka platform media digital telah menjadi ajang membangun politik citra diri. Melalui iklan di koran, majalah, radio, dan televisi, sang politisi berusaha tampil memesona. Tak kalah perkasanya, lewat beragam akun medsos sejumlah politisi sibuk memoles citra, membangun kesan baik demi mendulang simpati dan dukungan dari masyarakat. Pada situasi seperti ini praktik media yang menjunjung peran dan fungsi idealnya harus tetap terwujud dan tak boleh tergadaikan oleh kepentingan praktis demi menuruti kemauan sang penguasa. Sikap kritis masyarakat agar melek politik (political literate) dan melek media (media literate) menjadi prioritas yang patut diwujudkan oleh semua pihak. Negeri ini butuh politisi, media, dan masyarakat yang sehat demi terciptanya demokrasi yang lebih baik