Hubungan Adversity Quotient dan Stres Kerja Guru Siswa Berkebutuhan Khusus

Guru siswa berkebutuhan khusus memiliki tuntutan kompetensi yang memadai untuk dapat memberikan layanan pendidikan kepada siswa berkebutuhan khusus. Tuntutan ini jika tidak dapat dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan stres kerja. Stres kerja merupakan suatu respon secara fisik, psikologis ataupun perilaku yang menyimpang dari normal. Penyebabnya adalah sumber stres di tempat kerja yang tidak dapat dikelola. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan adversity quotient dan stres kerja pada guru siswa berkebutuhan khusus. Sampel penelitian ini adalah 100 guru sekolah inklusi yang berada di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei dengan pengumpulan data melalui skala adversity quotient menurut Stoltz (2000) yang dikembangkan oleh Hartanti Setiawan (2003) dan skala stres kerja menurut Cooper Straw (1993) yang dikembangkan oleh Syumanjaya (2007). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan adversity quotient dan stres kerja pada guru siswa berkebutuhan khusus (r = -0,605, p = 0,000), dengan sumbangan efektif sebesar 36,6. Dengan memperoleh korelasi negatif maka semakin tinggi adversity quotient diikuti dengan semakin rendah stres kerja begitu juga sebaliknya