Stres dan Kualitas Tidur pada Warga Binaan Pengguna Narkoba di Lapas Perempuan Kelas IIa Kota Malang

Di Indonesia jumlah penggunaan narkoba meningkat 0,15 pada akhir tahun 2021. Pengguna narkoba bukan hanya pada kalangan pria, tercatat di wilayah Jawa Timur terdapat 931 warga binaan wanita yang terjerat kasus narkoba. Kehidupan di dalam LAPAS menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Kebebasan yang terbatas menimbulkan masalah baru bagi warga binaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagamana tingkat stres dan masalah tidur pada warga binaan di LAPAS Wanita Kota Malang. Partisipan penelitian ada 25 warga binaan LAPAS Wanita Kota Malang. Penelitian ini menggunakan alat ukur kualitas tidur Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan stres menggunakan alat ukur The Perceived Stress Scale (PSS). Metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisa reliabilitas dan validitas. Seleksi sampling menggunakan convenience sampling yang merupakan dengan teknik memilih sample adalah orang yang kebetulan terjerat kasus narkoba dan hadir ketika peneliti mengambil sampel. Analisis data dilakukan dengan prosentasi dan chi square. Hasil penelitian menunjukan tingkat stres warga binaan rata rata termasuk kategori tingkat stres yang sedang. Untuk mengatasi stres, petugas pemasyarakatan LAPAS memberikan aktivitas produktif bagi setiap warga binaan. Kualitas tidur warga binaan rata rata termasuk kategori kualitas tidur buruk dan sebanyak 7 dari 12 orang dengan kategori sedang kearah buruk. Kualitas tidur yang buruk ini dipicu dari dua faktor yaitu kelebihan kapasitas kamar yang tidak nyaman dan rindu anggota keluarga. Implikasi penelitian ini dapat menambah referensi teori terkait stres dan kualitas tidur pada warga binaan wanita yang terjerat kasus narkoba dan adanya konseling rutin bagi warga binaan dan peninjauan kembali mengenai fasilitas bagi warga binaa