Forgiveness pada Korban Perilaku Bullying Laki-laki Dewasa Awal

Kasus bullying yang terjadi di Indonesia cukup tinggi yang terletak pada urutan pertama per tahun 2016, UNICEF mengungkapkan terdapat 84 kasus bullying yang terjadi di Indonesia. Proses forgiveness berkaitan dengan kematangan emosi seseorang dengan dapat mengontrol emosinya maka seseorang akan dapat melindungi dirinya dari hal buruk atau hal yang kurang menyenangkan. Forgiveness akan membawa hal positif bagi korban karena dapat menciptakan keharmonisan dalam menjalin interaksi baru dan menjadikan seseorang lebih tenang dalam menghadapi serta menjalani kehidupannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses memaafkan dapat dilakukan oleh individu (korban bullying) yang merupakan adanya rasa trauma yang dimiliki dari tindakan bullying yang pernah dialami, serta seberapa besar korban dapat menerima perbuatan dari pelaku untuk memaafkan atas tindakan yang pernah terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu fenomenologi untuk mengetahui dan menggali fenomena yang terjadi berdasarkan pengalaman subjektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan observasi yang dilakukan secara online karena Covid19. Subjek dalam penelitian yaitu laki-laki dewasa awal yang pernah mengalami bullying pada saat di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek menunjukkan telah dapat melalui kejadian bullying dan subjek juga menunjukkan bahwa dirinya dapat sepenuhnya memaafkan pelaku tanpa disertai rasa dendam. Faktor yang dapat mempengaruhi proses memaafkan dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Proses forgiveness ini dilalui dengan cara setelah korban memberikan maafnya kemudian korban memilih menjauh dan menjaga jarak dari pelaku. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komunikasi dan kecil kemungkinan mereka dapat bertemu kembali sehingga korban merasa jauh lebih aman tidak ada lagi rasa takut dan khawati