Pengembangan Modul Internet Parenting Style (ips) untuk Menurunkan Problematic Internet Use (piu) pada Remaja Autism Spectrum Disorder (asd)

Problematic internet use (PIU) merupakan perilaku dan pemikiran yang maladaptif terkait pemakaian internet. PIU memiliki lima aspek yaitu preference for online social interaction, mood regulation, cognitive preoccupation, compulsive internet use dan negatif outcomes. Pada era teknologi yang semakin berkembang saat ini, remaja memilikikecenderungan mengalami PIU. Karakteristik remaja yang merasa kesepian, cemas secara sosial atau kurang memiliki keterampilan sosial akan memilih untuk berinteraksi secara online. Kondisi ini juga dialami oleh remaja dengan autism spectrum disorder (ASD). ASD merupakan gangguan pervasif dengan ciri - ciri adanya kelemahan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, perilaku dan minat yang terbatas, dan berulang. Oleh sebab itu orangtua yang memiliki anak remaja dengan ASD memiliki tugas lebih untuk menerapkan internet parenting style (IPS) otoritatif dengan metode yang tepat. IPS otoritatif merupakan gaya pengasuhan dalam penggunaan internet dengan nilai kontrol dan kehangatan yang diterapkan secara seimbang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus instrumental dengan paradigma interpretif. Partisipan penelitian merupakan dua orang ibu yang memiliki anak remaja dengan ASD tergolong ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk yaitu modul guna menurunkan PIU melalui penerapan IPS otoritatif oleh ibu dari remaja dengan ASD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development. Hasil pengumpulan data dianalisis secara tematik dan menghasilkan 4 kategori yaitu kemajuan teknologi, problematic internet use, autism spectrum disorder, dan internet parenting style yang disusun menjadi 4 bagian pada modul. Evaluasi modul dilakukan dengan melakukan uji pakar, dan uji partisipan. Hasilnya, modul diterima dengan baik oleh partisipan dan dapat mejadi salah satu alternatif untuk membantu meningkatkan pengetahuan orangtua terkait IPS tanpa proses pelatihan ataupun intervensi secara tatap muka