Tinjauan Yuridis terhadap Kasus Tindak Pidana Pembunuhan yang diikuti dengan Persetubuhan terhadap Mayat M ditinjau dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana

KUHP mengatur mengenai aturan umum dalam buku ke satu, kejahatan di buku ke dua, serta pelanggaran di buku ke tiga. Dalam buku ke dua KUHP terdapat banyak klasifikasi kejahatan yang diatur dalam bab-bab tersendiri, termasuk kejahatan terhadap kesusilaan dan kejahatan terhadap nyawa. Di Indonesia sendiri kejahatan terhadap kesusilaan dan kejahatan terhadap nyawa seringkali terjadi secara bersamaan. Seperti kasus yang terjadi pada Februari 2021 lalu di Desa Parigi, Banten dimana seorang pemuda berinisial A (24) membunuh lalu menyetubuhi mayat M (43). Menurut hasil pemeriksaan hakim di Pengadilan Negeri Serang pada tanggal 27 Juli 2021 melalui putusan perkara Nomor 327/Pid.B/2021/Pn.Srg pelaku dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan dan menjatuhkan pidana penjara selama 15 (lima belas) tahun kepada pelaku. Berdasarkan putusan tersebut dapat dilihat bahwa terkait kejahatan terhadap kesusilaan dalam kasus ini tidak dihiraukan sama sekali. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah perbuatan A yang menyetubuhi mayat M dapat dikenakan ketentuan pidana jika ditinjau dari KUHP. Melalui penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode statute approach dan conceptual approach ditemukan bahwa dikarenakan hukum pidana di Indonesia masih mengacu pada Pasal 1 ayat 1 KUHP terkait dengan asas legalitas, maka perbuatan A yang menyetubuhi mayat M tidak dapat dikenakan pasal perkosaan. Namun, dapat dikenakan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 281 angka 1 KUHP terkait tindakan melanggar kesusilaan secara terbuka sehingga kasus ini merupakan suatu concursus realis