Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Self Efficacy Dalam Berperilaku Sehat Pada Pasien Sembuh Covid 19 Di Kabupaten Pamekasan

World Health Organization (WHO) menyatakan Covid 19 menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya sangat cepat. Angka kasus yang terkonfirmasi positif terus bertambah setiap harinya, namun banyak juga tingkat kesembuhan pada kasus Covid 19 ini. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui bahwa masyarakat kurang yakin dalam melakukan pencegahan covid 19 dikarenakan kurangnya pengetahuan dan sering melihat dan mendengar orang lain yang gagal dalam menerapkan perilaku sehat dalam pencegahan covid 19. Dari pengamatan peneliti Pemerintah sudah sering memberikan edukasi tentang pencegahan covid 19 tetapi belum dapat meningkatkan percaya diri masyarakat dalam berperilaku sehat di tengah pandemi Covid-19. Padahal dengan kondisi yang ada, perilaku sehat sangat dibutuhkan untuk mencegah penularan Covid-19. Faktor terpeting dalam melaksanakan perilaku sehat salah satunya self efficacy. Oleh karena itu beberapa faktor yang mempengaruhi self efficacy yaitu performance accomplishment, vicarious experiences, verbal persuasion dan physiological feeedback. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif, menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 101 orang didapatkan dari purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan koesioner. Analisis data pada penelitian ini terdapat tiga tahapan analisis yaitu: 1.) analisis univariat dilakukan untuk mengetahui sebaran frekuensi dan karakteristik; 2.) analisis bivariat menggunakan uji spearman rho dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05); 3.) analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan performance accomplishment dengan self efficacy (P = 0,000;r = -0,718), ada hubungan vicarious experiences dengan self efficacy (P = 0,000;r = -0,727), ada hubungan verbal persuasion dengan self efficacy (P = 0,000;r = -0,743) dan ada hubungan physiological feeedback dengan self efficacy (0,000;r = -0,682). Dan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa vicarious experiences merupakan faktor yang paling berhubungan dengan tingkat self efficacy dalam berperilaku sehat pada pasien sembuh Covid 19 dibandingkan dengan faktor yang lainnya yaitu performance accomplishment, verbal persuasion dan physiological feeedback. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self efficacy dalam berperilaku sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berhubungan diantaranya performance accomplishment, vicarious experiences, verbal persuasion, dan physiological feeedback. Dan diketahui bahwa vicarious experiences merupakan faktor yang paling mempengaruhi self efficacy sehingga sebagai tenaga kesehatan harus bisa menjadi role model yang baik untuk pasien dalam berperilaku sehat karena orang lain akan mengamati perilaku kita sehari-hari dan juga selalu memberikan edukasi tentang perilaku sehat dalam pencegahan covid 19 secara rutin sehingga responden yang dulunya tidak memiliki kebiasaan berperilaku sehat serta tidak memiliki keyakina, berupaya mengubah perilakunya menjadi lebih sehat dan mematuhi protokol pencegahan selama pandemi COVID-19, karena terdapat kebutuhan yang muncul dari dalam dirinya untuk mencegah tertularnya virus. Selain itu beberapa protokol COVID-19 yang saat ini diterapkan seperti memakai masker saat beraktivitas di luar, dan menjaga jarak merupakan bentuk perilaku yang baru muncul dan dijadikan kebiasaan selama pandemi. Implikasi keperawatan dari beberapa faktor yang berhubungan dengan self efficacy dapat dimodifikasi demi mendukung perubahan perilaku individu ke arah tujuan kesehatan yang diharapkan, tidak hanya untuk mengatasi pandemi, namun juga permasalahan kesehatan lainnya. Pemberian informasi secara jelas dari tenaga kesehatan terutama perawat, terkait Covid 19 dan manfaat dari pelaksanaan protokol Covid 19 dapat membantu responden memiliki kepercayaan yang sesuai terhadap dan menghindari adanya stigma yang salah terkait COVID-19 serta memastikan bahwa seseorang melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 atas dasar kebutuhan mereka sendiri untuk mencegah penularan dengan mengetahui manfaat dari tindakan