Studi Eksperimen Penggunaan Beton Beragregat Daur Ulang Terhadap Serangan Natrium Sulfat dengan Siklus Kering-Basah

Pembangunan infrastruktur di Indinesia saat ini berkembang pesat hingga daerah pesisir pantai dikarenakan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, pembangunan di wilayah pesisir pantai memiliki risiko tinggi kerusakan air laut akibat natrium sulfat yang terkandung didalamnya. Pasang surut air laut menyebabkan terdapat bagian beton yang terendam air laut saat pasang dan terpapar udara saat surut. Serangan natrium sulfat dengan siklus kering-basah ini diketahui paling merusak beton dengan siklus kering-basah 3:1. Penggunaan agregat kasar daur ulang juga diharapkan sebagai solusi dari semakin banyaknya limbah beton hasil kontruksi. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 18 buah dengan jumlah 3 benda uji setiap variasinya. Terdapat dua jenis agregat kasar yang digunakan, yaitu agregat kasar normal (NCA) dan agregat kasar daur ulang (RCA). Siklus kering-basah pada penelitian ini dimulai saat beton berumur 28 hari dengan siklus kering basah 3 hari kering dan 1 hari basah menggunakan campuran Na2SO4 sebanyak 4% dari berat air pada boks perendaman. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian nilai kuat tekan beton, pengujian nilai modulus elastisitas beton, dan perubahan nilai massa pada saat umur beton hari ke-28, hari ke 84, dan hari ke 168. Dari penelitian ini diketahui bahwa hasil nilai kuat tekan pada beton beragregat kasar daur ulang lebih rendah dibandingkan dengan beton beragregat kasar normal. Pada kedua variasi juga ditemukan terdapat penurunan nilai kuat tekan beton pada pengujian terakhir setelah mengalami kenaikan sebelumnya. Hasil pengujian nilai modulus elastisitas beton juga berbanding lurus dengan hasil pengujian nilai kuat tekan beton, dimana semakin besar nilai kuat tekan beton maka semakin besar juga nilai modulus elastisitas beton dengan nilai modulus elastisitas pada beton beragregat kasar daur ulang yang lebih kecil dibanding dengan nilai agregat kasar normal. Pada perubahan nilai massa terdapat penurunan massa pada kedua variasi dengan penurunan terbesar pada beton beragregat kasar daur ulang