Tingkat Kenyamanan Termal pada Ruang Terbuka Publik (Studi Kasus: Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya)

Aktivitas di kawasan perkotaan yang semakin meningkat mengakibatkan adanya permintaan dan kebutuhan akan ruang terbuka publik sebagai sarana rekreasi masyarakat dan juga sebagai paru-paru kota. Namun, seiring dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan global kawasan yang terutama berada di pusat kota menjadi semakin rawan terhadap fenomena urban heat island. Maka dari itu, diperlukan adanya penelitian untuk melihat tingkat kenyamanan termal terutama pada ruang terbuka publik sebagai tempat masyarakat perkotaan beraktivitas. Salah satu alat untuk membantu melihat tingkat kenyamanan termal itu sendiri melalui software ENVI-met. Penelitian ini memfokuskan kepada aspek fisik kawasan dan melakukan uji coba terhadap 3 variabel komponen fisik ruang. Variabel tersebut adalah konfigurasi bangunan, material perkerasan dan vegetasi. Lalu akan dibagi kedalam 4 jenis uji untuk masing-masing wilayah studi dengan cara mengkombinasikan ketiga variabel tersebut dan dilakukan simulasi berdasarkan hasil kombinasi tersebut. Pada Kecamatan Bubutan, terutama di Taman Listia, Alun-alun Contong dan Tugu Pahlawan, kita mendapatkan karakteristik iklim mikro yang berbeda-beda yang diakibatkan oleh perbedaan ragam tutupan lahan di masing-masing wilayah tersebut. Setelah dijalankan 4 uji tersebut, ditemukan bahwa dalam memberikan tingkat nyaman terutama jika memperhatikan ruang aktivitas masyarakat pada ruang terbuka publik, persebaran dan tajuk vegetasi merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh secara langsung. Kedua variabel lainnya, yaitu konfigurasi bangunan dan material perkerasan masih memiliki pengaruh untuk meningkatkan kenyamanan termal, namun hal tersebut tidak memberikan pengaruh secara langsung melainkan kedua variabel tersebut lebih mempengaruhi hal seperti kecepatan angin dan kelembaban relatif pada suatu kawasan