Implikasi Lingkungan Kerja Digital Pada Perilaku Cyberloafing

Penerapan teknologi dalam organisasi yang terintegrasi internet untuk mendukung karyawan dalam bekerja adalah lingkungan kerja digital. Selama pandemi COVID19, banyak pegawai kantor yang bekerja dari rumah dengan melakukan pekerjaan secara online. Salah satu dampak bekerja di lingkungan digital adalah rasa bosan atau lelah saat bekerja. Karyawan yang merasa bosan lebih cenderung melakukan cyberloafing. Cyberloafing didefinisikan sebagai aktivitas internet yang dilakukan karyawan secara bebas selama jam kerja untuk aktivitas dan kebutuhan pribadi yang tidak terkait dengan pekerjaan. Cyberloafing dianggap sebagai perilaku yang mengurangi produktivitas kerja. Selain itu, cyberloafing juga memiliki dampak positif seperti meningkatkan kreativitas dalam bekerja dan mengurangi kelelahan. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi dampak cyberloafing pada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja digital. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dengan pendekatan metafora menggunakan aplikasi Zoom dan Google Meet. Analisis data menggunakan pendekatan fenomenologi dengan teknik Colaizzi. Validitas penelitian menggunakan metode memberchecking. Hasil penelitian diperoleh 15 narasumber yang bekerja di lingkungan kerja digital. Penelitian ini menemukan tiga kelompok aktivitas cyberloafing: berbagi, berbelanja, dan mengakses konten online. Beberapa faktor yang memengaruhi cyberloafing karyawan, seperti teknologi, strategi dan desain organisasi, dan karyawan. Ada dua cara untuk mengontrol karyawan saat cyberloafing saat bekerja di lingkungan kerja digital untuk memberikan dampak positif bagi karyawan tersebut, yaitu pengendalian diri dan perusahaan