Pertumbuhan Populasi Sitophilus oryzae (L.) dan Oryzaephilus surinamensis (L.) dalam Asosiasi pada Beras Merah, Hitam, dan Putih

Beras merupakan salah satu produk pertanian yang menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia. Produksi beras tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton meningkat sebesar 21,46 ribu ton dibandingkan dengan tahun 2019 (BPS, 2020). Peningkatan produksi beras berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi beras masyarakat Indonesia. Upaya dalam pemenuhan konsumsi beras terdapat beberapa kendala, terutama pada kegiatan penanganan pascapanen (proses penyimpanan) yang kurang baik. Salah satu kendala dalam proses penyimpanan beras ialah adanya serangan hama pascapanen. Serangan hama pascapanen dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas pada beras yang disimpan. Hama pascapanen yang menyerang beras dalam simpanan antara lain Sitophilus oryzae (L.) (Coleoptera: Curculionidae) dan Oryzaephilus surinamensis (L.) (Coleoptera: Silvanidae). Hama S. oryzae merupakan hama primer yang dapat menyerang beras dalam simpanan. Selain itu, hama O. surinamensis merupakan hama sekunder yang juga dilaporkan dapat menginfestasi beras. Adanya kehadiran kedua hama tersebut, dapat menimbulkan interaksi antara individu dan meningkatkan kerusakan pada beras. Selain adanya interaksi antara individu, ketersediaan dan kesesuaian pakan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan serangga hama pascapanen. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan populasi S. oryzae dan O. surinamensis pada beras merah, beras hitam, dan beras putih baik pada infestasi tunggal dan asosiasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, pada bulan Januari hingga September 2022. Penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu (1) spesies hama (S. oryzae, O. surinamensis, dan asosiasi) dan (2) tiga jenis pakan (beras merah, hitam, dan putih). Penelitian diatur dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan sembilan kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Pelaksanaan penelitian diawali dengan menimbang beras sebanyak 30 g yang dimasukkan ke dalam tabung perlakuan (d=5,5cm, t=8,5cm). Setelah itu, masing-masing 15 pasang imago S. oryzae dan O. surinamensis diinfestasikan ke dalam tabung perlakuan sesuai dengan perlakuan selama 14 hari. Tabung perlakuan ditutup menggunakan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Variabel pengamatan terdiri dari jumlah imago baru, fase pradewasa S. oryzae dan O. surinamensis, serta penurunan berat pakan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf kesalahan 5%. Apabila terdapat pengaruh yang nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan menggunakan analisis BNT dengan taraf kesalahan 5%. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis data ialah R statistics versi 4.2.1 dengan package agricolae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara spesies hama dan jenis pakan terhadap populasi dan laju pertumbuhan populasi S. oryzae dan O. surinamensis, tetapi jenis pakan berpengaruh nyata terhadap populasi dan laju pertumbuhan populasi S. oryzae. Populasi dan laju pertumbuhan populasi S. oryzae pada beras hitam lebih tinggi dibandingkan dengan beras merah dan putih. Lebih lanjut dapat dikemukahkan bahwa, spesies hama dan jenis pakan tidak berpengaruh nyata terhadap populasi dan laju pertumbuhan populasi O. surinamensis. Populasi dan laju pertumbuhan populasi O. surinamensis pada infestasi tunggal dan asosiasi pada beras hitam, merah, dan putih berkisar antara 41,33–75,67 imago. Sedangkan, laju pertumbuhan populasi O. surinamensis berkisar antara 0,007–0,020. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara spesies hama dan jenis pakan terhadap fase pradewasa S. oryzae dan O. surinamensis. Tetapi jenis pakan berpengaruh nyata terhadap fase pradewasa S. oryzae, sebaliknya spesies hama dan jenis pakan tidak berpengaruh nyata terhadap fase pradewasa O. surinamensis. Fase pradewasa S. oryzae pada beras merah lebih singkat dibandingkan dengan beras hitam dan putih. Fase pradewasa O. surinamensis pada infestasi tunggal dan asosiasi pada beras hitam, merah, dan putih berkisar antara 35,00–44,83 hari. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa berdasarkan hasil analisis statistika terhadap penurunan berat pakan menunjukkan tidak ada interaksi yang nyata antara spesies hama dengan jenis pakan, tetapi masing-masing faktor (spesies hama dan jenis pakan) berpengaruh nyata. Penurunan berat pakan pada infestasi tunggal S. oryzae dan infestasi asosiasi dengan O. surinamensis lebih tinggi dibandingkan dengan infestasi tunggal O. surinamensis. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa penurunan berat pakan pada beras hitam (68,34%) lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan berat pakan pada beras merah (66,54%) dan putih (24,17%)