Strategi Peningkatan Daya Saing IKM Keripik Tempe Pasca Pandemi COVID-19 Di Kota Malang

Kemunculan dan cepatnya penyebaran penyakit COVID-19 berdampak negatif pada ekonomi global, industri, korporasi, dan industri kecil dan menengah (IKM). Keberadaan IKM yang mendominasi di wilayah Indonesia, harus terkena imbas paling besar. IKM keripik tempe di Sanan Kota Malang juga harus menghadapi masalah arus kas, penutupan operasi, PHK pekerja, serta pengurangan tenaga kerja. Hal tersebut berakibat pada pendapatan para pengrajin di sentra industri yang menurun drastis hingga kini. Diperlukan analisis guna mengetahui strategi yang diperlukan industri keripik tempe Malang dalam menghadapi pandemi sekaligus meningkatkan daya saing antar sesama IKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan daya saing IKM pasca pandemi dengan menggunakan Berlian Porter. Kemudian melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal menggunakan SWOT. Hasil penentuan prioritas alternatif strategi dianalisa menggunakan AHP. Penelitian ini dilakukan di Sentra IKM keripik tempe Sanan Kota Malang pada bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021. Responden penelitian adalah pengrajin keripik tempe Sanan Kota Malang yang masuk klasifikasi industri kecil. Responden difokuskan kepada IKM yang masih bertahan dan melakukan produksi serta pemasaran secara mandiri selama pandemi berlangsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa diantara atribut pada faktor kondisi, permintaan, industri terkait, serta persaingan industri, atribut dorongan inovasi memiliki nilai bobot tertinggi sebesar 3,73. Faktor internal yang paling berpangaruh terhadap peningkatan daya saing IKM keripik tempe Sanan dari segi kekuatan adalah keripik tempe merupakan produk khas Kota Malang (0,15) dan dari segi kelemahan adalah produksi masih belum kontinyu karena efek pandemi (0,06). Sedangkan untuk faktor eksternal yang paling berpangaruh, dari segi peluang adalah trend masyarakat dalam melakukan transaksi online semakin meningkat (0,32) dan dari segi ancaman adalah pandemi COVID-19 masih menyebabkan situasi ekonomi belum menentu (0,18). Posisi IKM Sanan terletak pada pada kuadran ke- III dengan strategi hold and maintain. Analisis prioritas alternatif strategi didapatkan bahwa alternatif menjalin kerjasama pendanaan, pelatihan, hingga penelitian dengan lembaga keuangan, instansi pemerintah, maupun perguruan tinggi untuk bertahan selama pandemi COVID-19 berada pada ranking pertama senilai 0,4457