Pengaruh Penggunaan Organik Protein Dalam Pakan Terhadap Kualitas Karkas Ayam Pedaging

Protein merupakan salah satu komponen utama penyusunan pakan yang berkontribusi utama dalam biaya penyusunan pakan unggas. Pemberian level protein pada pakan akan berpengaruh terhadap kualitas karkas. Sumber protein organik dipresidiksi akan mengalami kelangkaan yang menyebabkan naiknya harga dari sumber protein organik dalam waktu dekat, hal tersebut mengakibatkan penggunaan dari bahan sumber protein organik harus digunakaan seefisien mungkin dan tidak mengganggu produktifitas pertumbuhan ayam pedaging. Organik Protein (OP) merupakan bahan penyusun pakan yang tegolong kedalam Protein sel tunggal (PST) dan merupakan protein organik yang mengandung protein tertentu. Protein sel tungggal juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh ternak ayam pedaging. Materi penelitian ini menggunakan organik protein dari produk hasil samping industri Monosodium Glutamate (MSG) yang diproduksi oleh PT. Miwon Indonesia sebagai bahan pakan tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan organik protein terhadap kualitas karkas (bobot karkas, presentase karkas, desposisi daging, kolesterol daging) dan warna kaki ayam pedaging. Penelitian ini menggunakan 500 ekor day old chicken (DOC) ayam pedaging dengan jenis kelamin tidak dibedakan (Unsexed) dengan lama pemeliharaan 35 hari dengan bobot badan DOC rata-rata 47,48 ±1,87 gram. pakan yang digunakan dalam peneliatian ini adalah pakan Comfeed BR1 produksi PT. Japfa pada fase starter hari ke 1-14 dan Palma PB2 hari ke 15-35 produksi PT.Japfa. Metode yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dengan 6 ulangan sehingga total unit perlakuan sebanyak 30 ulangan dan setiap ulangan menggunakan 16 ekor ayam pedaging dengan pemberian level organik protein P0 (Pakan basal (sebagai control)), P1(98,5% Pakan basal + 1,5% organik protein), P2(97% Pakan basal + 3,0% organik protein), P3(95,5% Pakan basal + 4.5% organik protein), P4(94% Pakan basal + 6,0% organik protein). Variable yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase bobot karkas, deposisi daging dada, warna kaki dan kolesterol daging. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis statistic menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila terdapat hasil dengan pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan organik protein pada pakan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap presentase karkas P0(68±1.58), P1 (67±3.33), P2 (69±1.76), P3 (70±5.72), P4 (68±2.69), presentase deposisi daging dada P0 (21±1.63), P1 (21±1.36), P2 (23±2.04), P3 (23±3.97), P4 (22±1.64), dan warna kaki P0 (4.17±0.08), P1 (4.5±1.5), P2 (4±0), P3 (5.17±0.83), P4 (4.5±1.5) pada ayam pedaging. Tapi memberikan pengaruh nyata terhadap bobot karkas P0(1633.67±186.33b), P1 (1621±143b), P2 (1569.67±71.33b), P3 (1572.17±115.8b), P4 (1352.5±49.5a), dan presentase kolesterol daging P0 (77.91±1.11c), P1 (76.42±1.18c), P2 (73.97±2.01b), P3 (73.25±1.84b), P4 (72.16±0.85a) pada ayam pedaging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemberian organik protein pada pakan ayam pedaging belum mampu untuk meningkatkan pertambahan pada bobot karkas, namun penggunaan organik protein dapat menurunkan kadar kolestrol daging ayam pedaging. Penambahan organik protein pada level pemberian 4,5% memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol pada daging ayam pedagin