Analisis Yuridis Penyerahan Protokol Notaris Oleh Ahli Waris Notaris Dengan Lewatnya Batas Waktu Kepada Notaris Penerima Protokol

Tesis ini membahas mengenai, lewatnya batas waktu penyerahan Protokol Notaris oleh ahli waris Notaris meninggal dunia kepada Notaris penerima Protokol dikarenakan adanya kekosongan hukum terkait konsekuensi atau sanksi yang diberikan kepada ahli waris Notaris meninggal dunia akibat keterlambatan dalam hal penyerahan Protokol Notaris kepada Notaris Penerima Protokol yang ditunjuk oleh Majelis Pengawas Daerah yang untuk selanjutnya dirawat dan dijaga sebagaimana yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yang menyatakan bahwa notaris wajib membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris. Tesis ini mengangkat rumusan masalah: 1. Apa akibat hukum Protokol Notaris apabila diserahkan lebih dari 30 (tiga puluh) hari semenjak Notaris yang bersangkutan telah meninggal dunia? 2. Bagaimana wujud pertanggungjawaban hukum ahli waris Notaris meninggal dunia terhadap lewatnya batas waktu penyerahan protokol? Tujuan tesis ini adalah untuk mencari peraturan terkait akibat hukum Protokol Notaris apabila diserahkan lebih dari 30 (tiga puluh) hari semenjak Notaris yang bersangkutan telah meninggal dunia dan wujud pertanggungjawaban hukum ahli waris Notaris meninggal dunia terhadap lewatnya batas waktu penyerahan protokol. Berdasarkan hasil penelitian bahwa akibat hukum yang ditimbulkan, apabila ahli waris Notaris yang meninggal dunia belum menyerahkan Protokol Notaris yaitu Protokol Notaris sebagai suatu dokumen negara harus segera diserahkan oleh ahli waris kepada Notaris Penerima Protokol yang ditunjuk oleh Majelis Pengawas Daerah agar orang yang membutuhkan segera mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian hukum. Apabila melampaui batas waktu yang telah ditentukan oleh Undang-Undang maka bagi klien Notaris yang membuat akta pada Notaris yang telah meninggal dunia akan sulit mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian hukum. Sedangkan rumusan masalah yang kedua tentang wujud pertanggungjawaban secara perdata secara perdata oleh karena kelalaiannya dalam hal melakukan penyerahan Protokol Notaris dapat disebut sebagai perbuatan melawan hukum serta telah memenuhi salah satu unsurnya yaitu adanya suatu perbuatan yang bertolakbelakang dengan hukum atau ketentuan dari undang-undang yaitu lewatnya batas waktu penyerahan Protokol Notaris oleh ahli waris Notaris kepada Notaris Penerima Protokol akibat dari hal tersebut jika klien Notaris membutuhkan segera akan tetapi belum diserahkan maka akan sulit mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian hukum, wujud pertanggungjawaban secara pidana seseorang yang dengan sengaja oleh karena kelalaiannya dalam melakukan penyerahan Protokol Notaris dapat dikenai sanksi pidana. Mengenai ketentuan pidana tidak diatur dalam UUJN, karena UUJN hanya fokus membahas mengenai sanksi adminstrasi dan perdata saja. Sedangkan wujud pertanggungjawaban pidana akibat dari lewatnya batas waktu atau tidak/belum segera melakukan penyerahan Protokol Notaris diatur dalam ketentuan Pasal 88 Undang-Undang Kearsipan. Lewatnya batas waktu atau belum menyerahkan Protokol Notaris dapat dikategorikan sebagai upaya perbuatan melawan hukum dimana terhadap ahli waris Notaris oleh karena kelalaiannya tidak segera menyerahkan arsip diluar prosedur yang benar sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus limapuluh juta rupiah) serta wujud pertanggungjawaban secara administrasi dalam hal pemberian sanksi secara administratif yang berupa paksaan pemerintah sebelum dijatuhkan sanksi harus didahului dengan teguran lisan dan teguran tertulis, dan hal ini termasuk dalam aspek tindakan paksaan yang sebenarnya. Hal ini dilakukan secara bertahap dari teguran ringan hingga teguran keras bagi ahli waris yang sengaja tidak mengindahkan teguran yang diberikan kepada pelanggar