Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapsiagaan Keluarga Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 Di Kampung Tangguh Kota Blitar

Dampak negatif Pandemi Covid 19 adalah terhambatnya aktivitas perekonomian karena PHK, pembatasan sosial berdampak pada keamanan pangan rumah tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat dalam keluarga, serta pendidikan anak sekolah yang harus dilakukan di rumah. Kesiapsiagaan keluarga memainkan peran penting karena merupakan bagian integral dari upaya individu dan komunitas dalam kesiapan menghadapi pandemi. Dukungan sosial antar anggota kelompok masyarakat yang dirasa masih kurang serta pengaruh tokoh masyarakat yang belum optimal dalam menggerakkan warga untuk peduli terhadap pencegahan penyebaran COVID-19, menyebabkan belum terjalinnya kerjasama dan kepatuhan secara menyeluruh oleh warga dalam pelaksanaan kampung tangguh. Kampung tangguh merupakan wujud upaya kesiapsiagaan penanggulangan bencana COVID-19 yang dibentuk oleh pemerintah Jawa Timur bersama stake holder terkait sebagai perwujudan dari program Desa Siaga. Kesiapsiagaan yang belum optimal dikarenakan hanya inisiatif sporadik oleh beberapa pihak yang peduli untuk penanggulangan COVID-19, serta belum adanya komitmen kelembagaan atau kebijakan yang sistematis. Tantangan Kota Blitar ke depan untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan bencana pada fase kesiapsiagaan adalah mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan modal sosial ke dalam upaya kesiapsiagaan dengan melibatkan keluarga sebagai ujung tombak dalam dalam penggulangan bencana pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan keluarga seperti pengetahuan, sikap dan modal sosial yang dimiliki keluarga dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 di Kampung Tangguh Kota Blitar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross sectional study. Sampel penelitian ini adalah 110 anggota keluarga di kampung tangguh Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Sebelum digunakan sebagai alat pengambilan data, kuesioner pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada 30 responden dan dinyatakan seluruh pertanyaan valid. Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik dari responden. Analisis bivariat menggunakan Spearman. Analisis Multivariat menggunakan uji regresi logistik. Sebanyak 110 responden paling banyak adalah berusia 31-40 tahun (38.2%) dan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (95.5%). Berdasarkan pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan lulusan perguruan tinggi (53.6%) serta sebagian besar memiliki pengahasilan 1-3 juta (53.3%). Sedangkan untuk data lama tinggal di Blitar didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden telah tinggal selama >10 tahun (61%) dan sebagian besar responden tidak bergabung dalam komunitas siaga bencana (91%) dan tidak pernah mengikuti pelatihan terkait bencana (77.3%). Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik (62.7%), memiliki sikap baik (62.7%), memiliki modal sosial baik (58.2%) dan kesiapsiagaan keluarga baik (66.4%). viii Hubungan pengetahuan keluarga dengan kesiapsiagaan didapatkan nilai p=0.000 (p<0,05) yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan. Besarnya korelasi yang diperoleh adalah 0.472 yang arahnya positif. Hal ini terjadi karena banyaknya penyuluhan dan pendidikan kesehatan terkait pencegahan dan tindak lanjut tata laksana dampak pandemi COVID-19 yang telah diberikan oleh pemerintah daerah setempat yang bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah Kota Blitar sehingga keluarga memiliki pengetahuan yang tinggi. Pendidikan yang tinggi, pendapatan yang sudah mencapai UMK, usia juga akan mempengaruhi pengetahuan, pengalaman dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Hubungan sikap keluarga dengan kesiapsiagaan didapatkan nilai p=0.000 (p<0,05) yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kesiapsiagaan. Besarnya korelasi yang diperoleh adalah 0.467 yang arahnya positif. Terdapat dua komponen dari faktor sikap dalam keluarga yaitu melibatkan persepsi risiko dan pengalaman bencana sebelumnya. Sikap yang baik juga berhubungan dengan jenis kelamin yaitu laki-laki yang juga banyak ditemukan dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan kesadaran, tanggung jawab, kepercayaan diri serta kemampuan dalam menangani bencana oleh laki- laki diyakini lebih baik daripada perempuan. Sikap dalam kesiapsiagaan merupakan bentuk perilaku mengenai cara pencegahan dan modifikasi bahaya akibat bencana. Hubungan modal sosial keluarga dengan kesiapsiagaan didapatkan nilai p=0.000 (p