Feminisme Masa Kolonialisme (Representasi Perempuan pada Karakter Nyai Ontosoroh (Sanikem): Analisis Wacana Model Sara Mills pada Film Bumi Manusia)

Penelitian ini membahas tentang film Bumi Manusia dengan genre historikal, kolonial maupun sejarah memiliki tampilan seni tersendiri, film ini mengusung nilai feminisme dalam merepresentasikan perempuan. Ideologi feminisme ini melahirkan kesadaran atas suatu keinginan para perempuan dari semua kalangan untuk mendapatkan hak yang sama dengan para laki-laki dan dapat terbebas dari tindakan resisme, stereotip, hegemoni, dominasi dan kekerasan yang banyak dipraktekan pada masyarakat umum. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana representasi feminisme perempuan masa kolonial yang digambarkan pada karakter Nyai Ontosoroh dalam film Bumi Manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis wacana kritis Sara Mills. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan dan analisis data, mengkategorikan posisi subjek-objek, melakukan analisis wacana kritis Sara Mills dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis, Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa representasi perempuan pada karakter Nyai Ontosoroh dalam film Bumi Manusia, dimana dinyatakan bahwa perempuan digambarkan melalui posisi subyek yang dipegang oleh karakter lain pada film, sutradara ataupun penulis karya adaptasi dari film tersebut yang merupakan novel dengan judul sama. Perempuan direpresentasikan memiliki keberanian yang sejalur dengan nilai feminisme itu sendiri. Terdapat beberapa pihak yang mencoba untuk menghancurkan agen feminisme pada perempuan, yang memicu perlawanan dari pihak-pihak yang memiliki aliran dan pemahaman yang sama. Nyai Ontosoroh memiliki keberanian yang besar untuk menentang ketidakadilan-ketidakadilan yang terus menerus datang padanya. Keberanian yang ditunjukkan sejatinya memiliki nilai yang positif, namun banyak pihak yang menentang keberanian tersebu