Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak, Diet Tinggi Lemak Tinggi Fruktosa, dan Diet Western terhadap Steatosis Pankreas dan Kadar Amilase pada Tikus Rattus norvegicus

NAFLDh(non-alcoholic fatty liver disease) berkaitan erat dengan keberadaan sindrom metabolik seperti obesitas, hiperlipidemia, maupun dislipidemia yang berhubungan dengan peningkatan asam lemak bebas hingga akumulasi lemak ektopik pada beberapa sistem organ termasuk pankreas. Terjadinya NAFLDTturut dipengaruhi oleh diet, terutama diet tinggi lemak, fruktosa, maupun sukrosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian diet tinggi lemak (HFD), diet tinggi lemak tinggi fruktosa (HFHFD), dan diet Western (WD) terhadap organ pankreas, dari aspek histopatologi steatosis jaringannya dan juga kadar amilase. Penelitian dilakukan secara eksperimental pada 28 sampel tikus Rattussnorvegicussgalur Wistarvyang dikelompokkan menjadi kelompok tikus dengan diet normal, HFD, HFHFD, dan WD selama 12 minggu. Setelah pemberian diet, dilakukan pembedahan dan pengambilan sampel organ pankreas serta serum tiap tikus. Kadar amilase diamati melalui metode ELISA. Organ pankreas dilakukan pengecatan hematoxylin-eosin sebelum diamati secara mikroskopis dengan supervisi spesialis patologi anatomi. Kemudian, data diolah dengan uji parametrik One-Way ANOVA maupun non parametrik Kruskal-Wallis sesuai indikasi. Tidak ditemukan perbedaan signifikan pada kadar amilase keempat kelompok diet (p = 0.394) maupun pada penampakan steatosis pankreas (p = 0.460). Disimpulkan bahwa jenis – jenis diet tinggi lemak penginduksi NAFLDTturut meningkatkan kejadian steatosis jaringan pankreas dan kadar amilase pada beberapa tikus di kelompok HFD, HFHFD, dan WD, namun secara statistik tidak ditemukan perbedaan hasil yang signifikan dari data – data tersebut