Pengaruh Usia, Jenis Kelamin, Tinggi Badan dan Berat Badan pada Kelengkungan Kornea Anak-Anak Usia Sekolah di Kota Malang

Kornea adalah struktur refraksi mata yang paling signifikan, dengan Radius Kelengkungan Kornea menentukan dua pertiga dari kekuatan bias optik mata dan dengan demikian merupakan parameter penting dari sistem optik okular. Nilai kelengkungan kornea yang tidak normal, seperti pada kondisi keratoconus dan kornea plana, menyebabkan ametropia refraksi yang parah dan setiap perbedaan dalam Corneal Curvature Radius (CCR) antara meridian kornea adalah penyebab astigmatisme kornea. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan dengan kelengkungan kornea mata pada anak-anak di kota Malang. Sampel penelitian terdiri atas 329 responden dengan usia 5 sampai dengan 18 tahun yang diambil dari 13 panti asuhan di kota Malang. Data diolah dengan metode uji Analisis Parsial (Uji T), uji One way ANOVA dan uji analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan pengaruh usia, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan terhadap kelengkungan kornea pada anak-anak di kota Malang mempunyai nilai signifikansi untuk usia (0,835), jenis kelamin (0,038), tinggi badan (0,058) dan berat badan (0,620) pada OD dan nilai signifikansi untuk usia (0,580), jenis kelamin (0,019), tinggi badan (0,137) dan berat badan (0,169) pada OS. Didapatkan besarnya pengaruh dari usia, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan terhadap kelengkungan kornea secara simultan sebesar 4,7% untuk OD dan 6,3% untuk OS, sedangkan sisanya 95,3% pada OD dan 93.7% pada OS dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti faktor lingkungan dan genetik