Pengaruh Penambahan Dekstrin dan Vitamin C terhadap Retensi Beta Karoten dan Daya Simpan Puree Labu Parang (Cucurbita Moschata Durch)

Labu kuning (Cucurbica moschata) merupakan komoditas tanaman lokal yang memiliki banyak keunggulan namun belum dimanfaatkansecara optimal sehingga nilai ekonomisnya masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk olahan labu kuning menjadi produk puree yang dapat dijadikan bahan dasar untuk pengolahan lanjutan produk lain. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 2 faktor yang masing-masing memiliki 2 taraf sehingga diperoleh 4 formula perlakuan yaitu kontrol, penambahan vitamin C dengan konsentrasi 0.2%, penambahan dekstrin dengan konsentrasi 7.5%, dan kombinasi penambahan vitamin C 0.2% dan dekstrin 7.5%. Didalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap 4 parameter sifat fisika, kimia dan mikrobiologi labu kuning yaitu kadar beta karoten, kadar air, pH dan TPC. Analisis dilakukan pada waktu penyimpanan 1 hari, 5 hari dan 15 hari. Formula perlakuan dengan kandungan beta karoten terbaik (2108.966 (μg/g)) adalah formula penambahan vitamin C (0,2%) tanpa dekstrin. Nilai retensi kandungan beta karoten terbaik adalah kontrol (82.56%). Tanpa penambahan bahan selama 15 hari penyimpanan kadar beta karoten turun sebesar 17,44%. Perlakuan dengan Daya Simpan Terbaik adalah kombinasi penambahan vitamin C 0.2% dan dekstrin 7.5% yang mempunyai nilai TPC terkecil (8.50 × 101 CFU/g) pada hari terakhir penyimpanan (hari ke-15). Terdapat efek interaksi vitamin C dan dekstrin terhadap penurunan TPC walaupun secara statistik tidak nyata. Kata kunci: Puree Labu Parang, Beta Karoten, Kadar Air, pH dan TP