Perancangan Kampanye Pemanfaatan Serangga sebagai Sumber Makanan Alternatif

Populasi dunia telah menyentuh angka 8 miliar di tahun 2022 dan Indonesia menduduki peringkat ke empat dengan populasi terbanyak di dunia. Pertumbuhan penduduk ini mengakibatkan keterbatasan pangan di masa depan dikarenakan daya fungsi lahan yang digunakan menjadi tempat tinggal sehingga terjadi keterbatasan lahan untuk pertanian atau peternakan. Limbah yang dihasilkan oleh peternakan konvensional juga menjadi alasan pembudidayaan serangga yang lebih efektif dikarenakan dinilai ramah lingkungan. Oleh karena itu, pada tahun 2008 Food and Agriculture Organization menetapkan serangga sebagai sumber pangan dunia dikarenakan nutrisinya yang mencukupi kebutuhan manusia bahkan dinilai lebih bergizi dibanding hewan ternak konvensional pada umumnya serta pembudidayaannya yang ramah lingkungan, murah, dan menggunakan lahan yang sedikit. Hal ini tidak mengejutkan bagi beberapa daerah di dunia salah satunya Indonesia karena beberapa daerah di Indonesia telah mengonsumsi serangga, salah satu contohnya jangkrik goreng dari Jawa Barat. Pandangan masyarakat Indonseia khususnya yang tinggal di perkotaan masih memandanga serangga bukanlah produk yang lazim dikonsumsi, maka dari itu diperlukan adanya edukasi mengenai serangga yang kaya nutrisi khususnya protein serta informasi mengenai inovasi penyajian serangga yang sudah tidak berbentuk serangga