Perancangan Kampanye Sosial Pandangan Masyarakat tentang Orang Bertato

Fenomena tato di Indonesia sebenarnya sudah hadir dalam masyarakat adat Indonesia sebagai simbol adat yang memegang makna sakral dan berkaitan erat dengan tradisi atau adat dari masing-masing suku. Makna tato kemudian mengalami reduksi dan pergeseran makna yang semula bersifat sakral hingga menjadi simbol kekerasan yang disebabkan oleh entitas kelompok masyarakat tertentu. Akibat dari pergeseran makna yang sebelumnya telah terjadi, stigma negatif yang sebelumnya muncul masih diterapkan pada seni tato modern yang sekarang berkembang di kalangan masyarakat. Persepsi negatif masyarakat tentang orang bertato yang tertanam, berujung pada tindakan dan perilaku seperti diskriminasi hingga generalisasi yang membuat orang bertato mengalami hambatan dalam perkembangan hidup mereka, baik dalam lingkungan sosial, karir, hingga hak yang seharusnya dipegang secara sama rata oleh semua masyarakat dalam menjalani hidupnya. Solusi yang ditawarkan oleh penulis terkait dengan permasalahan tersebut adalah perancangan kampanye sosial yang ditujukan untuk mereduksi stigma negatif dan menghilangkan sikap atau perilaku diskriminatif terhadap orang bertato. Metode perancangan kampanye yang digunakan didasari oleh metode perancangan desain Robin Landa, yang terdiri atas enam tahapan yaitu overview, strategy, idea, design, production, dan implementation