Implementasi Algoritma Forward Chaining untuk Merancang Sistem Diagnosa Penyakit Asma

Salah satu gangguan saluran pernafasan paling umum dan dapat ditemukan di seluruh dunia adalah asma. Berdasarkan hasil survey dari National Health Interview, memperkirakan bahwa setidaknya 6,5 juta orang menderita penyakit asma. Perkembangan teknologi memberikan sumbangan positif, terutama di bidang kedokteran, yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa metode forward chaining banyak digunakan dalam pembuatan sistem pakar dalam melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit. Metode Forward Chaining adalah metode yang menggunakan sekumpulan aturan aksi-kondisi, dimulai dengan menggabungkan informasi yang telah dikumpulkan dengan aturan (kondisi) tertentu, yang nantinya akan menghasilkan sebuah kesimpulan (aksi). Metode Forward Chaining dimulai dari mencocokkan fakta dengan IF dari rule IF-THEN. Kuesioner yang disebarkan dibuat dengan platform Google Form dan metode yang digunakan pada kuesioner adalah metode End User Computing Satisfaction. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian kepuasan pengguna terhadap sistem pakar ini berupa skala likert. Pada pengujian kepuasan pengguna terhadap sistem pakar, sebanyak 50 data responden telah diterima untuk membantu mendapatkan hasil dari pengujian sistem pakar. Dapat dilihat bahwa persentase kepuasan pengguna yang diperoleh adalah sebesar 91.32%. Berdasarkan persentase kepuasan pengguna yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa sistem pakar diagnosa penyakit asma yang telah dirancang dan dibangun, sudah sangat bagus