Analisis Praktik Pemotongan Pinjaman Menurut Perspektif Fikih Muamalah Pada PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

ABSTRAK Apriliya Ariska, 2023: Analisis Praktik Pemotongan Pinjaman Menurut Perspektif Fikih Muamalah Pada PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang banyak terjadi di instansi peminjaman modal usaha yang melakukan aktivitas pemberian pinjaman yang tidak sesuai dengan syariat hukum Islam. Seperti pada PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar di mana terdapat pemotongan jumlah pinjaman ketika pencairan sebesar 5% dari jumlah yang dipinjam. Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah praktik pemotongan pinjaman pada PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana mekanisme pemotongan modal usaha di PT. PNM Mekaar ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pemotongan modal pinjaman di PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dan untuk mengetahui bagaimana tinjauan fiqh muamalah terhadap praktik pemotongan pinjaman di PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian field research yaitu penulis meneliti langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah kepala PT PNM Mekaar, karyawan dan nasabah. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Kemudian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisa data yang dilakukan secara deskriptif yaitu memberikan dari data yang diperoleh dan menghubungkan antar satu sama lain untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pemotongan pinjaman pada PT. PNM Mekaar Marpoyan Damai II Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar terdapat potongan ketika pencairan sebesar 5% yang digunakan sebagai biaya administrasi pinjaman. Adapun bila dilihat dari tinjauan Fiqh Muamalah potongan tersebut merupakan suatu hal yang mubah (boleh) karena tambahan tersebut merupakan suatu kesepakatan dan musyawarah seluruh anggota, dilakukan dengan ikhlas yang didasari sikap tolong-menolong, disamping pada akhirnya uang tambahan itu juga akan dikembalikan kepada nasabah meskipun tidak semuanya, maka hal ini menjadi sangat berbeda dengan riba. Kata kunci : Pemotongan Pinjaman, Fiqh Muamala