Pengujian Agens Hayati Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxsyporum) Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Di Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Bawang merah (Allium asaclonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bawang merah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang memiliki peningkatan konsumsi 0,05 persen/tahun (Yanuarti dan Afsari, 2016). Menurut Dewi dan Sutrisna (2016) konsumsi bawang merah penduduk Indonesia tahun 2012 sebesar 2,76 kg/kapita/tahun dengan total konsumsi 6.183.451 ton dan mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 2,07 kg/kapita/tahun dengan total konsumsi 5.172.218 ton. Penurunan konsumsi bawang merah menunjukkan adanya penurunan produksi yang menyebabkan belum terpenuhinya permintaan bawang merah. Menurunnya produksi bawang merah disebabkan oleh kendala yang dijumpai dalam budidaya tanaman bawang merah. Salah satunya adalah adanya serangan penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum) yang dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50% (Wiyatiningsih, 2003). Pengendalian penyakit layu fusarium saat ini masih ditekankan pada pengendalian kimiawi yaitu menggunakan fungisida. Sehingga saat ini perlu adanya pengendalian penyakit yang aman, yaitu dengan melalukan pengendalian hayati yang memanfaatkan agens hayati atau biokontrol yang bersifat antagonis terhadap patogen. Bakteri Pseudomonas fluorescens dan Jamur Trichoderma sp. dan Aspergillus sp. merupakan agens hayati yang dilaporkan efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan agens hayati dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi Trichoderma sp., Aspergillus sp. dan P. fluorescens terhadap penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021 di kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri atas 6 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 18 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 12 tanaman bawang merah. Parameter mengamatan yang diamati adalah intensitas penyakit, bobot umbi perbedang dan tingkat efikasi. Data yang telah diperoleh dianalisa lebih lanjut menggunakan analisa ragam ANOVA dan DMRT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi agens hayati P. fluorescens, Trichoderma sp., dan Aspergillus sp. berpotensi dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Namun, Trichoderma sp. dan Aspergillus sp. memiliki kemampuan yang sama dengan fungisida Benomil 50% dalam menekan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman bawang mera