PEMILIHAN RUTE ANGKUTAN PETI KEMAS DARI GEDEBAGE KE PELABUHAN PATIMBAN

Abstract   The Government's plan to improve the economy of West Java Province, through the National Strategic Project for the Cisumdawu Toll Road (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) in 2021, will provide greater access for the transportation of agricultural goods, manufactures, and services produced from industrial areas that are in the City of Bandung and its surroundings. The construction of the Cisumdawu Toll Road can improve operational connectivity, such as the ease and speed of traffic for goods transport vehicles, especially for superior commodities, such as medicines, textiles, apparel, gum rosin, rubber, test equipment, medical devices, transformers and metal jewelry. This study aims to determine the basic tariff for road transportation for 20 ft container freight, from Gedebage Dry Port to Patimban Port. Three route scenarios are used in this study, namely via Arterial Road, via Cipularang Toll Road, and via Cisumdawu Toll Road. This study shows that the lowest basic tariff for road transport of a 20-ft container, from the Dry Port Gedebage to Patimban Port, is the one via the Cisumdawu Toll Road, with a tariff of IDR 484/ton/km, followed by that via arterial road, with the tariff is IDR 488/ton/km, and the most expensive is the one through the Cipularang Toll Road, with a tariff of IDR 513/ton/km.   Keywords: toll road; operational connectivity; basic transportation fare; container transportation     Abstrak   Rencana Pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Provinsi Jawa Barat, melalui Proyek Strategis Nasional Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada tahun 2021, akan memberikan akses yang lebih besar untuk pengangkutan barang-barang pertaninan, manufaktur, serta jasa yang dihasilkan dari kawasan industri yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya. Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dapat meningkatkan konektivitas operasional, seperti kemudahan dan kecepatan lalu lintas kendaraan angkutan barang, terutama komoditas unggulan, seperti seperti obat-obatan, tekstil, pakaian jadi, gum rosin, karet, alat uji, alat kesehatan, transformator, dan perhiasan logam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tarif dasar transportasi jalan angkutan peti kemas berukuran 20 ft, dari Dry Port Gedebage ke Pelabuhan Patimban. Tiga skenario rute yang digunakan pada studi ini, yaitu melalui Jalan Arteri, melalui Jalan Tol Cipularang, dan melalui Jalan Tol Cisumdawu. Studi ini menunjukkan bahwa tarif dasar transportasi jalan angkutan peti kemas berukuran 20 ft, dengan rute Dry Port Gedebage ke Pelabuhan Patimban, yang paling rendah adalah bila melalui Jalan Tol Cisumdawu, dengan tarif Rp484/ton/km, diikuti dengan bila melalui jalan arteri, dengan tarif Rp488/ton/km, dan yang paling mahal adalah bila melalui Jalan Tol Cipularang, dengan tarif Rp513/ton/km.   Kata-kata kunci: jalan tol; konektivitas operasional; tarif dasar transportasi; angkutan peti kema