Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, Persentase Penawaran Saham kepada Publik, dan Reputasi Underwriter terhadap Underpricing

Underpricing merupakan kondisi ketika harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan dengan harga saham pada saat penutupan hari pertama di pasar sekunder. Perusahaan menjadikan underpricing sebagai strategi untuk menetapkan harga penawaran yang rendah, sehingga saham perusahaan yang ditawarkan dapat habis terjual dan dana yang yang dibutuhkan dapat terkumpul seluruhnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas yang diproksikan oleh net profit margin, financial leverage yang diproksikan oleh debt to equity ratio, persentase penawaran saham kepada publik, dan reputasi underwriter terhadap underpricing. Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan go public sektor non keuangan yang melakukan penawaran perdana/Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018 ­ 2021. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan dengan data sekunder yang diuji menggunakan metode regresi linier berganda. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 perusahaan yang telah memenuhi kriteria. Hasil penelitian ini adalah (1) persentase penawaran saham kepada publik berpengaruh positif signifikan terhadap underpricing, (2) ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan reputasi underwriter tidak berpengaruh terhadap underpricing, (3) ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, persentase penawaran saham kepada publik, dan reputasi underwriter secara simultan berpengaruh terhadap underpricing. Perusahaan dapat meningkatkan persentase saham yang ditawarkan kepada publik sehingga dana yang diperoleh dari hasil IPO akan semakin besar. Selain itu banyaknya saham yang ditawarkan perusahaan akan semakin banyak saham yang beredar di publik sehingga saham akan semakin likuid untuk diperjualbelikan di pasar dan akan menarik ketertarikan investor untuk memiliki saham tersebut. Ketika investor memiliki minat terhadap saham perusahaan, maka akan berdampak pada meningkatnya harga saham di pasar sekunder sehingga menyebabkan terjadinya underpricing