Figurative Language Analysis in a Poetry Entitled ‘Life Does Not Frighten Me’, ‘Equality’, and ‘Alona’ by Maya Angelou

This research used a descriptive qualitative method used to analyze data. Figurative language was analyzed based on theories from Perrine which involves: simile, metaphor, personification, apostrophe, synecdoche, metonymy, symbol, allegory, paradox, hyperbole, understatement, and irony. This research purposes to find out the types of figurative language, to know the most dominant and the submissive figurative language and to reveal the purposes meaning of figurative language used in poetry by Maya Angelou with title Life Does Not Frighten Me, Equality, and Alone. The data source from poetry collection by Maya Angelou with titled ‘Life Does Not Frighten Me’, ‘Equality’, and ‘Alone’. The techniques of collecting data used by the researcher are documentation via internet. The data was analyzed through four stages: a) Coding, b) Data Reduction, c) Data Display, and d) Conclusion. The researchers concluded the result of this research were 39 poem lyric that containing 11 figurative languages types. The dominant figurative language types is Hyperbole and the submissive figurative language is Paradox and Irony. The researchers found 11 purposes meaning of figurative language that can reveal new predictable to force readers to imagine what writer wants to express.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Bahasa kiasan dianalisis berdasarkan teory dari Perrine yang meliputi: Simile, Metapora, Personifikasi, Apostroph, Synecdoc, Metonymy, Symbol, Allegory, Paradox, Hyperbola, Understatement, dan Irony. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bahasa kiasan, untuk mengetahui bahasa kiasan yang paling dominan dan paling sedikit dan untuk mengungkapkan maksud tujuan bahasa kiasan yang digunakan dalam puisi oleh Maya Angelou dengan judul: Life Does Not Frighten Me, Equality, and Alone. Sumber data dari koleksi puisi oleh Maya Angelou dengan judul ‘Life Does Not Frighten Me’, ‘Equality’, dan ‘Alone’. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi dari internet. Analisis data dilakukan melalui empat tahap: a) Coding, b) Reduksi Data, c) Tampilan Data, d) Kesimpulan. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah 39 lirik puisi yang mengandung 11 tipe bahasa kiasan. Peneliti menyimpulkan bahwa bahasa kiasan yang paling sering digunakan yaitu Hyperbola dan yang paling sedikit adalah Paradoks dan Ironi. Peneliti menemukan 11 maksud tujuan bahasa kiasan yang dapat mengungkapkan hal yang baru untuk memaksa pembaca membayangkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis